
FAJAR.CO.ID — Komisi X DPR RI ikut meragukan keakuratan data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025 sebesar 5,12 persen. Padahal, BPS sudah menghabiskan anggaran mencapai Rp6 triliun untuk melakukan survei. Bahkan, BPS kembali meminta tambahan anggaran sebesar Rp1 triliun.
Anggota Komisi X DPR Fraksi Gerindra, Latinro Latunrung mengkritik Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti yang kembali meminta tambahan anggaran ketika datanya berpolemik dan diragukan banyak pihak. Latinro juga mengaku prihatin dengan banyak keraguan berbagai pihak terhadap data pertumbuhan ekonomi yang dirilis BPS.
Latinro blak-blakan menyebut data BPS tidak mencerminkan kondisi ekonomi yang sedang dirasakan masyarakat dan sangat jauh dari margin of error proyeksi para ekonom.
“Saya mengatakan memang perlu prihatin dan saya mohon maaf ke BPS, saya melihat sendiri ada keraguan dari survei yang dilakukan BPS. Keraguan ini tentu dengan banyaknya data yang juga bisa kita lihat kondisi-kondisi sekarang,” tutur La Tinro saat Rapat Dengar Pendapat Komisi X DPR dengan Kepala BPS di Gedung DPR, Jakarta, Selasa malam (26/8/2025).
Legislator DPR RI asal Sulsel itu mengingatkan dampak dari kekeliruan data yang berbeda dengan fakta lapangan. Kekeliruan penyajian data dapat berdampak pada kesalahan pengambilan kebijakan oleh pemerintah.
La Tinro menyinggung besarnya anggaran survei yang telah dihabiskan oleh BPS hingga menyajikan data yang diragukan banyak pihak karena dianggap tidak sesuai fakta di masyarakat.