
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Arahan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit tentang mengahadapi demonstran menggunakan senjata sontak menjadi perhatian publik.
Tidak terkecuali Kompolnas yang memiliki tugas sebagai pengawas eksternal yang menerima dan menindaklanjuti saran hingga keluhan masyarakat mengenai kinerja Kepolisian.
Komisioner Kompolnas, Mohammad Choirul Anam, mengatakan bahwa arahan tersebut mestinya dipikirkan kembali agar tidak memancing lebih jauh emosi pendemo.
“Saya kira yang paling penting saat ini adalah menahan diri semua. Agar suasana kondusifitas semakin baik,” kata Anam kepada fajar.co.id, Minggu (31/8/2025).
Anam bilang, bukan hanya Polisi yang mesti menahan diri. Akan tetapi para pengunjuk rasa juga harus lebih mampu menahan diri.
“Rekan-rekan anggota Kepolisian bisa menahan diri, terus masyarakat tidak melakukan sesuatu yang tidak damai,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan instruksi tegas kepada seluruh jajaran kepolisian agar tidak memberi peluang sedikit pun bagi pihak yang mencoba menyerang markas kepolisian.
Hal ini diungkapkan Listyo setelah gelombang protes demonstran terus mengalir dan membuat tindakan anarkis beberapa hari terakhir.
Dalam videonya yang tersebar di media sosial, Listyo menekankan bahwa Mako Brimob maupun Mako Polri merupakan simbol negara yang harus dilindungi dengan segala cara.
“Haram hukumnya yang namanya Mako diserang, haram hukumnya. Jika mereka berani masuk ke asrama, tembak,” ujar Listyo dikutip pada Minggu (31/8/2025).