
Jakarta, Gizmologi – Neo4j resmi mengumumkan adanya mitra baru di Indonesia sebagai salah satu cara untuk mendorong adopsi Graph Database. Teknologi pengelolaan data terus berkembang pesat, terutama dengan meningkatnya kebutuhan akan analisis yang lebih akurat dan cepat di era AI. Salah satu pendekatan yang semakin diminati adalah graph database, yang mampu mengungkap pola dan hubungan kompleks antar data secara visual dan terhubung.
Model ini dinilai efektif untuk berbagai kebutuhan, mulai dari deteksi penipuan hingga pengelolaan rantai pasok, serta menjadi pondasi bagi pengembangan Generative AI yang lebih transparan dan mudah dipahami.
Perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat ini mengumumkan pembentukan ekosistem mitra baru di Indonesia, dengan melibatkan sejumlah integrator sistem dan penyedia layanan TI. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat adopsi graph database sekaligus membantu organisasi mengubah data menjadi wawasan yang dapat langsung digunakan untuk pengambilan keputusan.
Baca Juga: Riset AWS: Adopsi AI di Indonesia Meningkat Pesat, Startup Lebih Gesit Berinovasi
Strategi Neo4j dan Peran Mitra Lokal
Dalam pengumuman resminya, Neo4j menggandeng enam mitra lokal: Datalabs, Digital Distribusi Indonesia (DDI), ICS Compute, Infracom Technology (ICT), Integra Pratama, dan Mitra Integrasi Informatika (MII). Mereka akan berkolaborasi di bawah strategi pemasaran bersama yang menekankan pemanfaatan talenta teknis lokal untuk memberikan solusi berbasis data dan AI.
Kristen “KP” Pimpini, Vice President & General Manager APAC Neo4j, menilai Indonesia memiliki posisi strategis sebagai salah satu pusat inovasi AI dan data di kawasan Asia Pasifik. “Saat teknologi graph menjadi pendorong utama pengambilan keputusan berbasis wawasan praktis, ini adalah momen tepat bagi bisnis untuk membangun model AI dalam knowledge graph demi hasil yang lebih akurat dan mudah dipahami,” ujarnya. Sementara itu, General Manager ASEAN Neo4j, Xander Smart, menekankan bahwa kemitraan ini akan mempermudah organisasi memecah silo data dan mengatasi tantangan bisnis skala besar.
Prospek Pasar dan Relevansi bagi Indonesia
Riset Gartner memprediksi bahwa pada 2026, teknologi graph akan digunakan dalam 80% inovasi data dan analitik, meningkat tajam dari 10% pada 2021. Neo4j sendiri mengklaim menguasai 44% pangsa pasar global Graph Database Management Systems (DBMS) pada 2024, dengan nilai pasar DBMS diperkirakan mencapai 110 miliar dolar AS. Pertumbuhan ini didorong oleh kebutuhan analisis data yang lebih cepat dan mendalam, terutama untuk mendukung keputusan bisnis di berbagai sektor.
Di tingkat global, teknologi Neo4j telah digunakan oleh 84% perusahaan dalam daftar Fortune 100 dan 58% dari Fortune 500. Di Indonesia, penerapannya berpotensi mendukung target “Visi Indonesia Digital 2045” yang mengedepankan integrasi ASEAN sebagai komunitas digital dan peningkatan daya saing nasional.
Meski demikian, adopsi luas memerlukan kesiapan sumber daya manusia, regulasi pendukung, dan investasi yang konsisten agar manfaatnya dapat dirasakan secara optimal oleh industri maupun masyarakat.
Artikel berjudul Neo4j Umumkan Ekosistem Mitra Baru untuk Dorong Adopsi Graph Database di Indonesia yang ditulis oleh Christopher Louis pertama kali tampil di Gizmologi.id