Switch 2 Jadi Konsol Terlaris Sepanjang Nintendo, Tapi Tantangan Masih Mengintai

Switch 2 Jadi Konsol Terlaris Sepanjang Nintendo, Tapi Tantangan Masih Mengintai
Switch 2 Jadi Konsol Terlaris Sepanjang Nintendo, Tapi Tantangan Masih Mengintai

Jakarta, Gizmologi – Nintendo kembali mencetak sejarah baru di industri gim. Setelah meraih angka penjualan fantastis pada minggu pertama peluncurannya, konsol generasi terbaru mereka, Switch 2, kini resmi menyandang gelar sebagai konsol dengan penjualan tercepat sepanjang masa. Hingga akhir Juni 2025, Nintendo mencatat bahwa Switch 2 telah terjual sebanyak 5,82 juta unit hanya dalam waktu kurang dari satu bulan sejak diluncurkan.

Sebagai perbandingan, Switch generasi pertama hanya berhasil menjual 2,7 juta unit pada bulan pertama saat dirilis pada 2017. Artinya, Switch 2 hampir dua kali lebih sukses dalam kurun waktu yang sama. Ledakan minat pasar terhadap konsol hybrid ini tak lepas dari antisipasi panjang sejak rumor pertama beredar tahun lalu, serta pendekatan Nintendo yang tetap konsisten mengedepankan inovasi dan konten eksklusif.

Namun, di balik angka-angka menggiurkan ini, ada juga tantangan serius yang mulai mengemuka, terutama terkait pasokan dan situasi geopolitik yang berdampak pada jalur distribusi produk.

Baca Juga: Borderlands 4 Meluncur di Nintendo Switch 2 Oktober Mendatang

Permintaan Melejit, Produksi Keteteran

Switch 2

Dalam pernyataan resminya, Nintendo menyebutkan bahwa permintaan Switch 2 masih melampaui ketersediaan stok di banyak negara. Perusahaan asal Jepang itu menyampaikan permintaan maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan akibat kelangkaan unit di sejumlah pasar utama seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Asia Tenggara. Nintendo juga menjanjikan peningkatan produksi dalam waktu dekat untuk mengejar lonjakan permintaan.

Kelangkaan ini tentu menjadi dilema tersendiri. Di satu sisi, angka penjualan yang tinggi menjadi indikator positif bahwa strategi produk dan pemasarannya berhasil. Namun di sisi lain, jika permintaan tidak segera diimbangi dengan pasokan yang memadai, Nintendo berisiko kehilangan momentum serta potensi pendapatan tambahan.

Pengalaman serupa juga terjadi pada peluncuran konsol generasi sebelumnya, termasuk PlayStation 5 dan Xbox Series X, yang sempat mengalami bottleneck produksi akibat pandemi. Bedanya, kini masalah utamanya lebih condong pada kapasitas manufaktur dan gangguan logistik yang sifatnya geopolitik.

Ancaman Tarif AS

Trump mencari investor dan perusahaan untuk akuisisi TikTok di AS

Salah satu kendala yang muncul di luar kendali Nintendo adalah kebijakan baru pemerintah Amerika Serikat. Administrasi Presiden Donald Trump baru-baru ini mengumumkan kenaikan tarif impor menjadi 20% untuk berbagai produk yang dibuat di Vietnam, termasuk Switch 2. Sebelumnya, tarif ini berada di angka 10%.

Mengapa Vietnam? Karena pabrik utama perakitan Switch 2 berada di negara tersebut. Kenaikan tarif ini dapat berdampak langsung pada biaya distribusi ke pasar Amerika, yang merupakan salah satu pasar terbesar bagi Nintendo. Meskipun perusahaan belum mengumumkan perubahan harga resmi, analis memperkirakan bahwa opsi yang mungkin diambil adalah menaikkan harga jual atau menyerap sebagian biaya untuk menjaga daya saing.

Kondisi ini menempatkan Nintendo dalam posisi yang tidak mudah. Bila harga dinaikkan, permintaan bisa terpengaruh, terutama dari segmen pasar keluarga atau casual gamer. Namun jika harga tetap, margin keuntungan akan tergerus. Dalam jangka panjang, situasi ini bisa mempengaruhi target ambisius Nintendo yang memproyeksikan penjualan 15 juta unit Switch 2 hingga akhir Maret 2026.

Lonjakan Pendapatan Jadi Bukti Nyata, Tapi Belum Jaminan Stabilitas

Nintendo Switch 2

Walau dibayangi tantangan, performa Switch 2 tetap memberi dampak langsung terhadap laporan keuangan Nintendo. Untuk kuartal kedua 2025 (April–Juni), perusahaan mencatat lonjakan pendapatan sebesar 132% dibanding periode yang sama tahun lalu, dari $1,6 miliar menjadi $3,8 miliar. Kontributor utama tentu berasal dari penjualan hardware dan peluncuran beberapa judul eksklusif seperti Zelda: Echoes of Time dan Mario Kart Infinity.

Namun, analis mengingatkan bahwa angka ini belum mencerminkan tren jangka panjang. Beberapa pihak menyebutkan bahwa hype peluncuran kerap kali menghasilkan lonjakan sesaat, yang tidak selalu berlanjut di kuartal-kuartal berikutnya. Ditambah lagi, jika masalah tarif dan kelangkaan unit tidak segera diatasi, performa Switch 2 bisa kehilangan momentum lebih cepat dari yang diperkirakan.

Secara objektif, Nintendo telah mencetak kesuksesan besar dengan Switch 2—baik dari sisi penjualan, branding, maupun penerimaan pasar. Konsol ini berhasil melanjutkan warisan Switch pertama sekaligus membuka babak baru untuk masa depan hybrid gaming.

Namun seperti banyak kisah sukses di industri teknologi, ujian sesungguhnya bukan hanya soal debut yang cemerlang, tapi bagaimana konsistensi produk tersebut dalam 6 hingga 12 bulan ke depan. Apakah Nintendo bisa mempertahankan momentum ini? Dan bagaimana mereka menanggapi tantangan eksternal seperti tarif dan ketidakseimbangan pasokan?

Artikel berjudul Switch 2 Jadi Konsol Terlaris Sepanjang Nintendo, Tapi Tantangan Masih Mengintai yang ditulis oleh Christopher Louis pertama kali tampil di Gizmologi.id

By HallSem