
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ketua Kagama Cirebon, Heru Subagia, angkat bicara terkait sikap aparat kepolisian yang menangkap sedikitnya 3.095 orang demonstran di berbagai daerah pasca aksi besar-besaran menuntut pembubaran DPR dan sejumlah isu sosial.
Heru mengatakan, langkah aparat yang menggunduli, memborgol, dan mengarak para pelaku perusakan atau penjarahan justru tidak menyelesaikan masalah.
Baginya, langkah tersebut bahkan berpotensi menimbulkan konflik baru di tengah masyarakat.
“Baiknya pihak polisi membebaskan bersyarat masyarakat yang kemarin sempat merusak, membakar, dan menjarah fasilitas umum atau negara,” ujar Heru kepada fajar.co.id, Jumat (5/9/2025).
“Cukup lakukan pembinaan dan teguran sederhana. Jangan lakukan tindakan yang membuat masyarakat kembali memetik perselisihan hingga menimbulkan konflik ulang,” tambahnya.
Dijelaskan Heru, aparat seharusnya tidak mempertontonkan penangkapan dengan cara-cara yang mengedepankan arogansi.
“Mereka tidak usah digunduli, diborgol, digiring, dan diarak. Tidak usah dipertontonkan di media. Pendekatan kemanusiaan akan lebih efektif dan tepat sasaran, menjadi jembatan rekonsiliasi antara polisi dan masyarakat,” sesalnya.
Ia juga mengatakan, langkah humanis ini penting demi mengembalikan citra polisi serta menciptakan rasa aman bagi masyarakat. “Ini bisa menjadi sinyal perdamaian menyeluruh,” imbuhnya.
Lebih jauh, Heru mempertanyakan penyebab utama terjadinya kerusuhan.
“Kerusakan diawali demonstrasi menuntut dibubarkan DPR dan isu-isu sosial hingga mengarah pada kejadian anarkis. Siapa yang harusnya dipersoalkan dan disalahkan?,” timpalnya.