
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Kasus keracunan siswa usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) terus bertambah. Kejadian di Sulawesi Tengah kembali memperbanyak jumlah korban keracunan program tersebut.
Bahkan, data yang dihimpun sejak Januari 2025, sudah ada 17 kasus keracunan MBG di 10 provinsi. Korbannya lebih dari 4.000 siswa, baik dari TK sampai SMA.
Di sisi lain, Komisi IX DPR RI mengungkap adanya 5.000 titik dapur fiktif dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dikelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Temuan itu mencuat saat Badan Gizi Nasional (BGN) melakukan pemulihan sistem internal. Hasil verifikasi menunjukkan, ribuan dapur tercatat di sistem, namun tidak memiliki wujud fisik di lapangan.
Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi, mengatakan masalah ini berpotensi membuka praktik percaloan hingga penyalahgunaan dana publik. Ia mendesak BGN segera memublikasikan data rinci terkait lokasi, status pembangunan, hingga jadwal operasional seluruh dapur MBG.
DPR juga meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melakukan audit kinerja menyeluruh agar hak anak-anak atas gizi tidak dikorbankan demi kepentingan oknum tertentu.
Nurhadi menilai bahwa BGN lemah dalam menjalankan mekanisme verifikasi dan pengawasan di lapangan sejak awal program tersebut digulirkan.
Dia juga mempertanyakan bagaimana ribuan lokasi SPPG bisa sudah tercatat, padahal belum menunjukkan progres pembangunan fisik sama sekali meskipun telah melewati tenggat waktu 45 hari.
“Bagaimana mungkin ribuan lokasi sudah terdaftar, tetapi tidak menunjukkan progres pembangunan?” kritik Nurhadi melalui keterangannya kepada awak media, Rabu, 17 September 2025. (bs-sam/fajar)