
Jakarta, Gizmologi – Acer kembali memperluas lini produk laptopnya di Indonesia dengan menghadirkan Swift Air 16 (SFA16-61M). Laptop terbaru ini mengedepankan desain tipis dan bobot ringan, dikombinasikan dengan performa berbasis AI melalui prosesor AMD Ryzen AI 300 Series. Dengan layar 16 inci namun bobot di bawah 1 kg, perangkat ini jelas menargetkan kalangan profesional yang membutuhkan perangkat kerja portabel tanpa kompromi pada kinerja.
Kehadiran Acer Swift Air 16 juga menandai langkah perusahaan dalam memperkuat portofolio Copilot+ PC, kategori laptop baru berbasis Windows 11 yang didukung teknologi AI terintegrasi. Fitur seperti Recall, Click to Do, hingga peningkatan pencarian Windows menjadi bagian dari nilai jual utama laptop ini. Hal tersebut sejalan dengan tren industri yang mulai memosisikan AI sebagai bagian penting dari produktivitas harian.
Meski begitu, muncul juga sejumlah pertanyaan. Dengan bobot yang ringan dan bodi tipis, apakah laptop ini mampu menjaga performa dan daya tahan baterai sesuai klaim Acer? Selain itu, keberadaan beberapa varian layar serta perbedaan harga juga membuat pengguna perlu mempertimbangkan opsi sesuai kebutuhan.
Baca Juga: NVIDIA RTX Remix Dapatkan Pembaruan Partikel, Modding Game Klasik Jadi Lebih Hidup
Desain Ultra-Ringan dan Dukungan Visual Modern
Salah satu keunggulan Swift Air 16 terletak pada desainnya. Menggunakan material magnesium-aluminium, laptop ini hadir dengan bobot di bawah 1 kg untuk varian layar IPS, menjadikannya salah satu laptop 16 inci paling ringan di kelasnya. Bagi pengguna dengan mobilitas tinggi, tentu ini menjadi kelebihan signifikan. Selain itu, Acer menawarkan empat pilihan warna — Light Silver, Fresh Blue, Steel Gray, dan White — untuk menyesuaikan gaya pengguna.
Di sisi layar, Swift Air 16 tersedia dalam dua opsi: AMOLED WQXGA+ 120Hz dengan dukungan 100% DCI-P3 dan kecerahan hingga 400 nits, atau IPS WUXGA 60Hz dengan rasio aspek 16:10. Opsi AMOLED jelas lebih ditujukan bagi pekerja kreatif seperti desainer atau video editor yang membutuhkan akurasi warna tinggi, sementara IPS bisa menjadi pilihan lebih hemat untuk penggunaan sehari-hari.
Namun, ada trade-off yang perlu diperhatikan. Varian dengan layar AMOLED memiliki bobot sedikit lebih berat (1,1 kg), meski tetap tergolong ringan. Selain itu, laptop ini menggunakan baterai 50 Wh yang diklaim mampu bertahan hingga 13 jam, tetapi angka tersebut biasanya diuji dalam skenario pemutaran video, bukan multitasking berat. Sehingga daya tahan sesungguhnya bisa bervariasi tergantung pola pemakaian.
Performa AI dan Fitur Penunjang Produktivitas
Ditenagai prosesor AMD Ryzen AI 300 Series, Swift Air 16 ditujukan untuk menangani beban kerja modern, mulai dari video conference, editing ringan, hingga pemanfaatan aplikasi berbasis AI. Dukungan AMD Radeon 800M Series GPU terintegrasi juga cukup untuk kebutuhan grafis standar, meski mungkin kurang ideal untuk gaming berat.
Sebagai bagian dari Swift Air 16 untuk kategori Copilot+ PC, perangkat ini membawa pengalaman baru dalam penggunaan Windows 11. Fitur seperti Recall memungkinkan pengguna menelusuri kembali aktivitas digital, sementara Click to Do menyederhanakan automasi pekerjaan. Acer menekankan bahwa integrasi AI ini bukan hanya gimmick, tetapi ditujukan untuk mempercepat kolaborasi dan produktivitas.
Di sisi lain, beberapa catatan perlu diperhatikan. Karena mengandalkan GPU terintegrasi, kemampuan laptop dalam menjalankan aplikasi grafis intensif jelas memiliki keterbatasan. Selain itu, penggunaan port HDMI 1.4 mungkin dianggap kurang modern, mengingat banyak pesaing yang sudah menyediakan dukungan HDMI 2.1 untuk resolusi dan refresh rate lebih tinggi.
Acer Swift Air 16 jelas hadir dengan proposisi menarik: laptop 16 inci dengan bobot di bawah 1 kg, performa AI yang mumpuni, serta layar berkelas AMOLED yang cocok untuk kalangan profesional kreatif. Ditambah desain elegan dan beragam pilihan warna, perangkat ini tampaknya dirancang untuk mereka yang ingin tampil produktif sekaligus stylish.
Namun, laptop ini bukan tanpa kompromi. Kapasitas baterai yang terbatas untuk kelas 16 inci, ketiadaan opsi GPU diskrit, hingga port HDMI 1.4 bisa jadi pertimbangan bagi sebagian pengguna. Pada akhirnya, keputusan akan bergantung pada prioritas: apakah pengguna lebih mementingkan portabilitas dan fitur AI, atau membutuhkan performa grafis yang lebih tinggi.
Dengan peluncuran ini, Acer menunjukkan arah yang jelas dalam menghadirkan perangkat Copilot+ PC di Indonesia. Pertanyaannya, apakah pendekatan desain ultra-ringan dengan dukungan AI cukup untuk memenangkan hati pasar yang semakin kompetitif? Itu akan terjawab seiring waktu dan pengalaman pengguna di lapangan.
Artikel berjudul Acer Swift Air 16 Resmi Meluncur, Laptop Copilot+ PC Ultra-Ringan untuk Profesional Modern yang ditulis oleh Christopher Louis pertama kali tampil di Gizmologi.id