
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ketua Kagama Cirebon Raya, Heru Subagia, membeberkan pandangannya terkait reshuffle mendadak yang menyingkirkan Budi Arie Setiadi dari kursi Menteri Koperasi.
Heru menyebut langkah itu sarat kepentingan politik dan menjadi sinyal pertarungan antar kubu besar.
“Saya melihat kasus yang saat ini mendera Budi Arie, tiba-tiba dilakukan reshuffle kabinet ini, menurut saya ini adalah sebuah spekulasi politik tingkat tinggi,” ujar Heru kepada fajar.co.id, Selasa (9/9/2025).
Heru mengaku curiga dengan proses reshuffle yang begitu cepat. Ia menyoroti fakta bahwa Budi Arie masih mengikuti rapat bersama DPR satu jam sebelum pencopotannya.
“Karena saya curiga juga ketika reshuffle, satu jam sebelumnya Budi Arie masih melakukan rapat di DPR. Sekonyong-konyongnya masih minta anggaran Rp7,8 triliun,” ungkapnya.
Dikatakan Heru, hal ini menandakan komunikasi politik yang tidak berjalan atau bahkan posisi Budi Arie sudah tidak dianggap lagi sebagai menteri.
“Artinya tidak ada komunikasi yang cukup intens atau bahkan Budi Arie sudah tidak dianggap lagi sebagai Menteri hingga pada hari yang sama ia ditebas, dilengserkan dan digantikan Wamennya, saudara Ferry,” kata Heru.
Lebih jauh, Heru menyebut pergantian ini tidak bisa dilepaskan dari konflik kepentingan politik.
Ia menilai, ini merupakan sinyal keras pertarungan antara kubu Kartanegara dan geng Solo.
“Ini menunjukkan bagaimana sinyal pertarungan politik kubu geng Solo, di mana Budi Arie nyaris sempurna sebagai loyalis Jokowi. Dalam konteks tarik ulur kepentingan, pada akhirnya Prabowo harus berani melengserkan Budi Arie,” tegasnya.