
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Demonstrasi yang meledak beberapa hari terakhir, dipastikan bukan hanya sebagai konflik antara DPR dan aparat kepolisian.
Pasalnya gelombang protes ini diketahui lahir dari akumulasi panjang rasa kecewa dan marah yang terus dipupuk oleh rentetan kabar buruk sepanjang tahun.
Rentetan kabar buruk itu diungkap akun clevault.id di Instagram. Dimulai dari tarif PPN 12 persen saat ekonomi sedang mencekik.
“Masyarakat seperti dipaksa menelan berita pahit hampir setiap hari, mulai dari kebijakan yang tidak berpihak, harga kebutuhan pokok yang kian melambung, masalah lingkungan yang tak kunjung ditangani, hingga krisis kepercayaan terhadap para pengambil keputusan,” tulis akun itu dikutip Selasa (2/9/2025).
Berturut-turut kabar buruk itu adalah pengesahan RUU TNI yang dilakukan secara diam-diam, kondisi lapangan kerja yang sulit, kematoan misterius diplomat muda, tuntutan hukum Tom lembong yang tidak masuk akal, kenaikan PBB hingga 400 persen di berbagai daerah, biaya royalti musik, tanah rakyat yang nganggur lebih 2 tahun disita negara, pemblokiran rekening nganggur lebih 3 bulan, porsi APBN yang sempat rendah untuk guru dan pendidik, dan kenaikan tunjangan DPR.
Sementara itu, menurut clevault, kabar baik yang muncul hanya sesekali, begitu kecil hingga tenggelam oleh sorak gaduh kabar buruk yang datang silih berganti.
“Ironisnya, kita sering diminta bersabar, bersyukur, dan menerima keadaan, padahal kenyataan di lapangan menunjukkan jurang ketidakadilan yang semakin dalam,” urainya.