
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Guru Besar Universitas Airlangga (Unair), Prof. Henri Subiakto, menyoroti kondisi institusi kepolisian yang belakangan menuai kritik tajam publik.
Dikatakan Henri, Presiden Prabowo Subianto saat ini menghadapi ujian besar dalam memimpin, termasuk keberanian mengambil langkah tegas terhadap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
“Polisi bukan hanya citranya rusak, tapi juga sampai ada yang tidak dipercaya profesionalitasnya, hingga polisi dimusuhi di beberapa peristiwa,” kata Henri di X @henrysubiakto (2/9/2025).
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa kegagalan ini merupakan tanggung jawab Kapolri.
“Ini kegagalan Kapolri Listyo Sigit memimpin dan membina polisi menjadi polisi humanis yang jauh dari kesan represif,” tegasnya.
Henri juga menyinggung dampak serius dari situasi ini. Sebab yang dilihat publik bukan hanya gagal menegakkan hukum, tapi juga melindungi kantornya.
“Institusi aparat negara ini bukan hanya gagal menegakkan hukum dan mengamankan masyarakat, tapi juga gagal melindungi kantornya sendiri,” timpalnya.
Lebih jauh, ia menyinggung soal persepsi publik yang mengaitkan kepolisian dengan kepentingan politik.
“Karena dipersepsi terlalu jauh masuk ke dunia politik. Sampai ada istilah Partai Coklat,” Henri menuturkan.
Atas kondisi ini, Henri menegaskan bahwa Presiden Prabowo harus mendengarkan kritik rakyat yang sudah kehilangan kepercayaan.
“Presiden harus segera melakukan pembenahan di pemerintahan, yang paling utama mengganti Kapolri. Dan melakukan restrukturisasi institusi aparat negara tersebut untuk kepentingan bangsa dan negara ke depan,” jelasnya.