
Jakarta, Gizmologi – Lenovo membawa lini baru ke ajang IFA 2025, yakni Legion Pro 27UD-10 dan 32UD-10. Ini menjadi salah satu cara Lenovo agar bisa selalu bersaing di pasar monitor gaming OLED yang siap menjawab berbagai kebutuhan gamer. Mengingat, pada era sekarang monitor gaming semakin dibutuhkan, karena memang dianggap monitor gaming bisa memberikan kualitas visual yang lebih imersif jika dibandingkan dengan monitor biasanya.
Melihat Legion Pro 27UD-10 dan 32UD-10, masing-masing berukuran 27 inci dan 32 inci. Keduanya mengusung resolusi 4K dengan refresh rate tinggi 240 Hz, menjadikannya salah satu monitor OLED dengan spesifikasi paling agresif di kelasnya. Tak hanya soal performa, Lenovo juga menyematkan sejumlah sertifikasi premium seperti Dolby Vision, VESA DisplayHDR Black 400, serta ClearMR 13.000.
Kehadiran monitor ini memang dibocorkan dan diklaim menjadi sinyal serius Lenovo dalam memperkuat posisi di segmen gaming, khususnya esports. Namun, di tengah gebrakan teknologi, beberapa hal patut dicermati, mulai dari absennya dukungan G-Sync hingga harga yang cukup tinggi. Hal ini bisa menjadi faktor pertimbangan bagi gamer sebelum menjatuhkan pilihan.
Baca Juga: BenQ PV3200U, Monitor 4K untuk Kreator Konten dan YouTuber
Spesifikasi dan Fitur Unggulan
Lenovo Legion Pro 27UD-10 dan 32UD-10 sama-sama menggunakan panel OLED dengan teknologi PureSight, yang diklaim menghadirkan kualitas visual lebih jernih dan akurat. Refresh rate 240 Hz dipadukan dengan response time rendah, menjanjikan pengalaman bermain yang mulus dan minim ghosting. Dengan dukungan AMD FreeSync Premium Pro, monitor Legion Pro 27UD-10 cukup menarik bagi pengguna kartu grafis Radeon, meskipun belum ada kepastian kompatibilitas penuh dengan teknologi G-Sync dari NVIDIA.
Dari sisi konektivitas, Legion Pro 27UD-10 dan 32UD-10 menyediakan dua port HDMI 2.1, satu DisplayPort 1.4, dan sebuah port USB Type-C dengan dukungan DP 1.4. Ada pula tiga port USB 3.x yang bisa dimanfaatkan untuk perangkat tambahan. Sayangnya, monitor ini tidak menghadirkan fitur KVM switch yang banyak dicari pengguna produktif, meski Lenovo tetap menambahkan dukungan Picture-by-Picture dan Picture-in-Picture untuk kebutuhan multitasking.
Untuk kenyamanan, desain stand mendukung penyesuaian tinggi, tilt, pivot, dan swivel. Bahkan tersedia semacam holder untuk ponsel atau tablet, meskipun penempatan tombol kontrol yang tersembunyi di bagian belakang bawah disebut terasa agak kurang praktis. Dari segi konsumsi daya, varian 27 inci rata-rata membutuhkan 55 W dengan puncak 130 W, sedangkan versi 32 inci bisa mencapai 175 W.
Harga dan Tantangan di Pasar
Bicara soal harga, Legion Pro 27UD-10 dibanderol sekitar €799 atau setara Rp14 jutaan, sementara versi 32UD-10 dihargai €949 atau sekitar Rp16,5 jutaan. Harga ini jelas menempatkan monitor Lenovo di kelas premium, bersaing langsung dengan merek lain yang sudah lebih dulu menguasai pasar OLED gaming seperti ASUS dan LG.
Dari sudut pandang konsumen, keunggulan yang ditawarkan memang cukup menggiurkan. Namun, absennya G-Sync serta konsumsi daya yang lebih tinggi pada varian 32 inci bisa menjadi catatan penting. Belum lagi, sebagian gamer mungkin merasa bahwa refresh rate 240 Hz pada resolusi 4K masih membutuhkan GPU kelas atas untuk benar-benar bisa dimanfaatkan maksimal.
Meski begitu, Lenovo tampaknya cukup percaya diri bahwa kombinasi desain Legion dan sertifikasi visual premium akan menarik perhatian gamer hardcore. Dengan tren OLED yang makin terjangkau, kehadiran monitor ini bisa menjadi alternatif baru bagi mereka yang ingin pengalaman bermain lebih imersif. Pada akhirnya, keberhasilan Legion Pro OLED di pasar akan sangat bergantung pada bagaimana konsumen menilai keseimbangan antara harga, fitur, dan kebutuhan gaming mereka.
Artikel berjudul Lenovo Berencana Hadirkan Monitor Legion Pro 27UD-10 OLED Legion Pro di IFA 2025 yang ditulis oleh Christopher Louis pertama kali tampil di Gizmologi.id