
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto melakukan perombakan besar-besaran pada pengelolaan perusahaan pelat merah
Terbaru, BUMN di bawah Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Perubahan besar dilakukan dalam pengelolaan BUMN ialah menghapus tantiem alias bonus komisaris BUMN.
“Selama ini banyak yang tidak baik manajemennya, sekarang saya ingin beresin semua itu. Saudara tahu kemarin saya hilangkan apa itu, tantiem,” kata Presiden Prabowo.
“Tantiem pun saya nggak jelas apa itu artinya, rupanya itu bahasa Belanda, tantiem artinya bonus, kenapa sih nggak pakai istilah sederhana, bonus gitu lho,” tuturnya.
Merespon hal ini, salah satu Kader PKB. Umar Hasibuan atau Gus Umar, menyebut ini sebagai salah satu langkah yang belum bisa dikatakan adil.
Ia menyebut ini baru bisa dikatakan adil jika bonus dari Komisaris BUMN juga ikut dihapus.
“Kalau mau adil jgn bonus komisarisnya saja yg dihapus pak Wowo bonus direksi jg dihapus donk pak,” tulisnya dikutip Minggu (21/9/2025).
“Itu baru adil,” tambahnya.
Lanjut, ia menyebut perlakuan bisa dikatakan adil jika menimbang sama berat dan tidak berlaku zalim.
“Adil itu menimbang sama berat dan jangan berlaku zalim diatasnya itu yg diajarkan Buya Hamka,” terangnya.
(Erfyansyah/fajar)