
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pengamat politik, Rocky Gerung, kembali blak-blakan terkait para presiden Indonesia sejak masa Orde Baru hingga pemerintahan Jokowi.
Ia secara terang-terangan menilai setiap presiden memiliki sisi positif, namun tetap meninggalkan catatan kritis.
Rocky mengaku sejak dulu tidak pernah memberikan dukungan penuh kepada presiden yang berkuasa, termasuk Soeharto.
“Nda ada, Soeharto (yang mendekati sempurna) gua demo dulu,” ujar Rocky dikutip pada Rabu (24/9/2025).
Hal serupa juga dilakukan kepada B.J. Habibie. Rocky mengatakan, Habibie saat itu dinilai terlalu berfokus menghabiskan APBN untuk proyek industri strategis.
“Habibie juga kita demo dulu. Karena dia ngabisin APBN dipakai buat industri strategis. Buat kita itu nggak rasional,” sebutnya.
“Dalam keadaan ekonomi bangkrut, investasi terlalu besar di bidang teknologi. Tapi idenya bagus, pilihan kebijakan waktu itu keliru,” tambahnya.
Sementara tentang Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Rocky menyebut awalnya ia mendukung.
“Gus Dur yah gue dukung waktu itu, karena teman segala macam. Tapi Gus Dur kemudian kehilangan kemampuan untuk memainkan politik parlemen,” imbuhnya.
Namun, kepemimpinan Gus Dur menurutnya kehilangan kendali dalam memainkan politik parlemen.
“Tapi kita udah tahu yah Gus Dur melakukan drastis. Bahkan mengeluarkan Perpu untuk membubarkan parlemen,” ungkap Rocky.
Meski begitu, Rocky mengatakan bahwa Gus Dur tetap meninggalkan warisan berharga.
“Tapi Gus Dur ninggalin sesuatu, kemajemukan itu,” katanya.
Berbeda dengan Soeharto, Rocky menganggap presiden ke-2 RI itu meninggalkan infrastruktur. Sedangkan Habibie, kata dia, mewariskan gagasan besar tentang teknologi.