
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Presiden Indonesian Policy Watch, Sugeng Teguh Santoso, menilai aksi kekerasan dan serangan terhadap simbol-simbol kepolisian dalam unjuk rasa besar-besaran belakangan ini bukan terjadi secara spontan.
Dikatakan Sugeng, ada indikasi kuat bahwa situasi tersebut merupakan desain yang sudah direncanakan.
“Ini saya melihat ada by design, untuk yang terakhir yah. Mengarah kepada simbol-simbol Polisi ini by design,” kata Sugeng dikutip dalam podcast Forum Keadilan Tv, Sabtu (6/9/2025).
Sugeng menjelaskan, pada awalnya kritik publik kepada Polri hanya terkait kinerja.
Namun kini, pola serangan yang mengarah langsung pada institusi kepolisian, menurutnya, sengaja diciptakan.
“Arahnya memunculkan satu titik api agar ada alasan simbol api diserang. Kwitang yah. Titik api itu bermula kalau kita melihat ya bermula dari ditabraknya Affan, kemudian dilindas,” ungkapnya.
Ia mengingatkan bahwa sebelumnya tidak pernah ada isu serius untuk menyerang simbol kepolisian.
Gesekan yang terjadi selama ini hanya sebatas bentrokan lapangan ketika pengamanan demonstrasi. Namun setelah kasus Affan Kurniawan, situasinya berubah drastis.
“Sekarang ada alasan untuk menyerang. Terjadilah kemudian di Polda Jogja, yang suasananya kondusif, Polisi yang tidak terlalu problematik besar dalam catatan saya, kecuali di Sumut banyak polisi nakalnya,” Sugeng menuturkan.
Kata Sugeng, pola ini semakin mencurigakan. Hanya saja, ia tidak ingin memberikan spekulasi lebih jauh tentang kelompok tersebut.
“Ini by design, saya tidak tahu kelompok mana yang lakukan itu,” tambah dia.