
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Mantan Deputi II Kepala Staf Kepresidenan (KSP) di era Kabinet Kerja, Yanuar Nugroho, ikut menyinggung penangkapan ribuan demonstran yang belakangan ramai diberitakan.
Dalam penangkapan itu, polisi disebut memburu siapa saja yang turun ke jalan.
Mulai dari mahasiswa, pelajar, warga biasa, seniman, pekerja kantoran, hingga anak di bawah umur ikut diamankan.
Yanuar menyebut kondisi ini memperlihatkan wajah asli demokrasi di Indonesia saat ini.
Dikatakan Yanuar, situasi tampak normal di permukaan, namun sejatinya sedang terjadi pelemahan demokrasi.
“Dan di permukaan seolah-olah semua baik-baik saja. Tetap kelihatan demokratis,” ujar Yanuar di X @yanuarnugroho (20/9/2025).
Namun, ia menegaskan bahwa demokrasi yang tampak ini hanya ilusi. Kenyataannya, praktik otoritarian masih kuat menekan institusi-institusi demokrasi yang ada.
“Ini yang disebut authoritarian resilience. Institusi demokrasi macam DPR ada tapi tak berfungsi karena represi otoritarian,” tandasnya.
Sebelumnya, khusus di wilayah Sulsel tersangka dalam kasus kerusuhan yang berujung pada pembakaran Gedung DPRD kembali bertambah.
Polisi memastikan kini sudah ada 53 orang yang ditetapkan sebagai tersangka.
Hal tersebut disampaikan Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Didik Supranoto, dalam konferensi pers perkembangan kasus di Aula Polrestabes Makassar, Selasa (16/9/2025).
“Jadi sekarang total ada 53 tersangka, yang terdiri dari 42 dewasa dan 11 anak-anak,” ujar Didik kepada awak media.
Dari jumlah tersebut, tiga orang terseret dalam kasus pengeroyokan terhadap Rusdamdiansyah alias Dandi (26), seorang driver ojek online yang tewas dianiaya massa karena dikira anggota intelijen.