
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pakar Hukum Tata Negara, Mahfud MD menyebut persoalan belum selesai. Setelah Presiden Prabowo Subianto melakukan beberapa kali pidato terkait demonstrasi belakangan ini.
“Api dalam sekam masih bisa saja timbul kalau tidak ada perubahan pola,” kata Mahfud dikutip dari YouTube Mahfud MD Official, Selasa (2/9/2025).
Menurutnya, masalah utamanya belum selesaikan. Tindakan yang diambil pemerintah baru soal langkah hukum.
“Masalah utamanya belum dijawab. Ini hanya kekerasannya,” ujar Mahfud.
Sementara masalah utamanya, menurutnya belum.
“Masalah utamanya yang belum itu, yaitu menjawab dengan kebijakan dan perubahan langkah-langkah pemerintah terhadap masalah-masalah yang menjadi penyebab terhadap atau penyebab atas terjadinya peristiwa demo yang sangat mengerikan itu. Masif dan mengerikan itu,” jelasnya.
Bagi Mahfud, protes yang meluas bukan hanya karena joget dan bernyanyi di DPR. Bukan pula tunjangan rumah yang ramai dipersoalkan.
“Itu kan bukan hanya DPR menyanyi, atau DPR gajinya naik semata-mata. DPR tuh kalau soal tunjangan rumah, sejak jaman saya sudah ada tunjangan rumah,” terangnya.
Pasalnya, kata dia, sejak dulu tunjangan rumah itu sudah ada.
“Sebulan berapa? Waktu itu Rp12,5 juta. Kalau setahun Rp150 juta. Kalau lima tahun kan sudah Rp750 juta. Pada waktu itu, tahun 2004 sampai 2008,” tambahnya.
“DPR menyanyi-nyanyi itu sudah biasa sejak dulu,” sambung Mahfud.
DI Istana Negara, kata Mahfud lebih parah. Menteri juga ikut bernyanyi dan joget.
“Acara ditutup lagu ada lagu daerah.kalau di istana kenegaraan itu,wah menterinya turun ke lapangan ikut menari-nari toh. Nari tungkai-tungkai, nari ojo dibanding-bandingkan,” terangnya.