
FAJAR.CO.ID — Nelayan di wilayah Jakarta Utara mengeluhkan pembangunan pagar laut Cilincing memblokade jalur perlintasan nelayan. Dampak lain proyek pembangunan tanggul beton itu, air laut menjadi kotor yang mengakibatkan ikan kian sulit diperoleh dan biaya melaut makin mahal.
Keluhan nelayan terhadap pembangunan pagar laut Cilincing viral di media sosial. Sebuah video yang diunggah di platform media sosial Instagram oleh akun @cilincinginfo memperlihatkan pagar laut yang dikeluhkan nelayan.
“Tanggul beton di Pesisir Cilincing, menyulitkan nelayan pesisir untuk melintas. Ini kurang lebih ada 2-3 kilometer panjangnya. Jadi, awalnya perlintasan nelayan sehingga kesulitan mencari ikan karena harus memutar jauh dengan adanya tanggul beton ini,” kata seseorang dalam video itu.
Struktur tanggul beton ini bukan bagian dari proyek tanggul laut raksasa, melainkan proyek reklamasi PT Karya Cipta Nusantara (KCN).
Akibat pembangunan tanggul beton sepanjang 2–3 kilometer di Pesisir Cilincing, Jakarta Utara, beberapa nelayan mengeluh. Salah satunya, Heri (37), yang sehari-hari mencari kerang hijau.
“Akibat pembunan tanggul beton ini, nelayan jadi muternya jauh, adanya mancang ini jadi ngebul, air jadi kotor, ikan ga ada, kerang ga ada,” ujar Heri kepada media, Kamis (11/9).
Heri mengaku sudah mengetahui keberadaan tanggul tersebut sejak satu tahun lalu. Kehadiran tanggul beton membuat jarak tempuh nelayan bertambah jauh saat melaut.
Akibatnya, Heri harus mengeluarkan lebih banyak solar untuk operasional saat mencari tangkapan. Jika sebelumnya hanya membutuhkan 5 liter, kini ia harus menghabiskan 10 liter demi mendapatkan kerang hijau. Biaya melaut pun kini menjadi semakin mahal akibat pembangunan pagar laut yang memblokade jalur perlintasan para nelayan.