
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pegiat media sosial, Eko Kuntadhi, menilai kebijakan Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, menarik Rp200 triliun dari dana mengendap di Bank Indonesia (BI) merupakan langkah logis untuk menggerakkan ekonomi.
“Pemerintah punya duit nganggur dari sisa anggaran lebih APBN. Ada di rekening BI. Jumlahnya Rp425 triliun,” ujar Eko di Facebook pribadinya @Eko Kuntadhi (13/9/2025).
“Kalau ada di rekening BI, duit itu ibarat ngendon aja. Gak muter ke sistem perekonomian,” tambahnya.
Ia membandingkan gaya kebijakan keuangan era Sri Mulyani yang cenderung prudent dengan Purbaya yang lebih agresif menyalurkan dana agar kembali berputar di sektor riil.
Menurutnya, langkah menaruh dana tersebut di bank BUMN agar disalurkan ke pengusaha bisa menciptakan efek domino positif.
“Kalau ekspansi, butuh tenaga kerja. Orang dapat gaji. Punya duit buat belanja. Permintaan meningkat. Pengusaha seneng. Ekspansi lagi. Begitu seterusnya,” jelasnya.
Eko juga menyinggung dampak langsung kebijakan ini ke pasar modal.
“Gerakan itu saja sudah membuat IHSG menari. Saham bank BUMN langsung diburu orang,” katanya.
Namun, ia mengingatkan Purbaya agar bank tidak menempatkan dana segar itu kembali pada surat utang negara.
“Percuma dong kalau ujungnya kesana lagi. Targetnya duit itu harus muter dalam sistem ekonomi. Seperti tubuh sakit yang diberikan transfusi darah,” tegasnya.
Di sisi lain, Eko mengaitkan logika Menkeu dengan praktik judi online (judol) yang justru menyedot uang dari perputaran ekonomi nasional.