
FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Perang antar kelompok warga yang pecah di kawasan utara Kota Makassar, beberapa hari terakhir dinilai harus menjadi perhatian serius pemerintah.
Aksi saling serang ini sudah terjadi hampir lima hari berturut-turut dan melibatkan warga Jalan 148, Jalan Kandea, Jalan Lembo, serta Jalan Layang.
Seluruh lokasi tersebut berada dalam satu wilayah, yakni Kelurahan Eja Beru, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, kawasan padat penduduk yang kerap menjadi titik rawan perang kelompok.
Sosiolog Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Rahmat Muhammad, menilai peristiwa itu tidak lepas dari adanya pihak luar yang memicu provokasi.
“Saya sering ke wilayah situ, kalau saya rasa hubungan komunikasi antar warga di sana aktif, bagus hubungannya,” ujar Rahmat, Rabu (24/9/2025).
“Saya rasakan orang asli di sana dekat hubungannya, mereka saling kenal. Kecuali ada provokasi dari luar, itu rawan dengan mudah melakukan penyerangan,” tambahnya.
Rahmat menyebut kondisi sosial masyarakat di kawasan tersebut turut memengaruhi mudahnya provokasi berkembang.
Banyak warga belum memiliki pekerjaan tetap, bahkan menganggur, sementara tingkat pendidikan masih rendah.
“Ditambah warga di situ pendidikan rendah, nganggur itu pemicu juga mereka melakukan penyerangan balik. Disitu berarti banyak waktu luang, tidak sibuk, ini rawan mereka untuk melakukan aksi-aksi negatif,” sebutnya.
“Dalam kondisi ini, rawan ada orang luar yang masuk melakukan provokasi,” sambung Ketua Program Studi Doktor Sosiologi Unhas itu.