Airbus Flexrotor, Drone Pintar VTOL untuk Pasar Indonesia

Airbus kembali menunjukkan dominasinya di dunia pertahanan dengan memperkenalkan produk pesawat udara tanpa awak (UAV) terbarunya, Flexrotor, ke pasar Indonesia. Kehadiran drone canggih ini diumumkan dalam ajang Indo Defence Expo & Forum 2025, pameran pertahanan terbesar di Indonesia yang kerap menjadi panggung inovasi militer global.

Dalam konferensi persnya di Jakarta pada Selasa (10/6/2025), Vincent Dubrule, Head of Region Asia-Pacific Airbus Helicopters, menyatakan bahwa Flexrotor menjadi sorotan utama mereka tahun ini. “UAV ini sepenuhnya baru dan menjadi highlight kami di Indo Defence kali ini,” ujar Vincent. 

Lepas Landas Vertikal, Terbang Horizontal

Salah satu fitur paling mencolok dari Flexrotor adalah kemampuannya untuk lepas landas dan mendarat secara vertikal (VTOL), yaitu fitur yang sangat jarang ditemui di kelas drone ringan dengan kemampuan jarak jauh. Bayangkan saja, pesawat tanpa awak setinggi kurang dari dua meter ini memulai penerbangan dari posisi tegak lurus di atas ekornya, mirip seperti roket mini. Setelah mencapai ketinggian tertentu, drone akan bertransisi secara mulus ke mode penerbangan horizontal, memungkinkan efisiensi jelajah yang lebih baik dan kestabilan saat bermanuver di udara.

Yang membuatnya makin impresif, Flexrotor hanya membutuhkan ruang peluncuran sekitar 4 x 4 meter, atau kurang dari 15 meter persegi. Ini berarti perangkat ini tidak memerlukan landasan pacu atau infrastruktur rumit, cukup sepetak lahan lapang, dek kapal, atau bahkan permukaan darurat di wilayah perbatasan.

Dengan fleksibilitas ini, drone sangat ideal untuk misi pengintaian di medan terpencil, area pegunungan, kawasan hutan, atau operasi maritim yang tidak memungkinkan pendaratan konvensional. Bahkan, kapal patroli kecil atau kendaraan militer di darat pun bisa menjadi “markas” mobil Flexrotor berkat sistem take-off dan landing yang sangat adaptif ini.

Sekilas Info

Lebih jauh lagi, kemampuan transisi dari vertikal ke horizontal ini juga menandakan keunggulan desain aerodinamis dan kecanggihan sistem navigasi onboard. Manuver yang kompleks ini dilakukan secara otonom, membuat Flexrotor tidak hanya efisien, tetapi juga andal untuk berbagai skenario misi, baik dalam kondisi cuaca ekstrem maupun di area yang minim visibilitas.

Dengan begitu, keunggulan manuver Flexrotor tak hanya soal gaya, tapi juga strategi. Drone ini bukan hanya canggih di atas kertas, tapi benar-benar siap menjadi solusi nyata di lapangan untuk kebutuhan militer dan sipil.

Baca juga: 117 Drone Ukraina Hancurkan Pesawat Tempur Rusia dalam Operasi Jaring Laba-laba

Tangguh, Efisien, dan Siap Tempur

Meski tampil ringkas, jangan remehkan kekuatannya. Flexrotor memiliki maksimum berat lepas landas (MTOW) hingga 25 kilogram, dan mampu beroperasi hingga 14 jam dalam satu penerbangan. Dengan jangkauan hingga 100 kilometer melalui jaringan radio, drone ini dapat melaksanakan misi pengintaian jarak jauh dengan efektif.

Tak hanya itu, Flexrotor juga telah diuji di berbagai medan ekstrem, mencatatkan lebih dari 3.000 jam terbang operasional. Kinerja ini menunjukkan bahwa drone ini bukan hanya prototipe, tapi sudah siap diterjunkan dalam skenario nyata.

Sensor Pintar dan Siap untuk Semua Medan

Airbus memberikan fleksibilitas tinggi pada drone ini. Flexrotor dapat dibekali berbagai “kepala” sensor sesuai kebutuhan, mulai dari penginderaan elektro-optik, kamera night vision, hingga sensor canggih lainnya. Bahkan, ia bisa lepas landas dan mendarat dari darat maupun laut secara otonom.

Dalam dunia pertahanan, fleksibilitas ini sangat penting. Misalnya, dalam misi penyusupan atau pengintaian cepat di wilayah perbatasan. Tapi kegunaannya tak berhenti di situ. Flexrotor juga ideal untuk misi pemantauan kebakaran hutan, navigasi es, penegakan hukum, hingga patroli maritim.

Kolaborasi Strategis Airbus dan Drone Forge

Flexrotor merupakan hasil dari akuisisi Airbus Defence & Space terhadap Drone Forge, sebuah startup teknologi UAV asal Australia. Kerja sama ini diperkuat dengan penandatanganan Letter of Intent (LOI) untuk pengembangan lebih lanjut, termasuk integrasi ke sistem operasional yang lebih luas.

Airbus melihat Indonesia sebagai pasar strategis. “Kami sangat yakin akan banyak sekali penggunanya di Indonesia,” kata Vincent. Dengan berbagai tantangan geografis dan kebutuhan pengawasan wilayah yang luas, Flexrotor dinilai sebagai solusi UAV yang praktis dan efisien untuk negara kepulauan seperti Indonesia.

Baca juga: Tegas! Iran Pakai Drone dan Face Recognition untuk Deteksi Perempuan Tak Berhijab

Drone Ringkas, Potensi Maksimal

Dengan semua keunggulan tersebut, Flexrotor menawarkan kombinasi ideal antara desain ringkas, efisiensi energi, daya tahan tinggi, dan teknologi pintar. Baik digunakan dalam operasi militer, misi kemanusiaan, maupun pemantauan wilayah, UAV ini siap menjawab tantangan zaman modern.

Tak berlebihan jika kehadiran Flexrotor akan membuka babak baru dalam strategi pertahanan dan pengawasan udara di Indonesia dan kawasan Asia-Pasifik.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(mo)

Sekilas Info