Ketegangan Iran-Israel-AS Picu Kekhawatiran Perang Dunia 3, Media Sosial Riuh

 Ketegangan geopolitik di Timur Tengah kembali meningkat tajam. Serangan militer yang dilancarkan Amerika Serikat ke tiga fasilitas nuklir utama milik Iran, dengan dalih mendukung Israel dalam konflik yang memanas, telah mengguncang situasi global. Aksi ini memicu respons keras dari Iran, serta menciptakan gelombang kekhawatiran internasional, termasuk di media sosial.

Di platform X (sebelumnya Twitter), topik “World War 3” atau Perang Dunia III mendadak menjadi trending topic global. Ribuan pengguna menyuarakan kecemasan mereka, mulai dari nada satir hingga benar-benar ketakutan atas skenario konflik berskala dunia.

Tiga Negara, Satu Krisis Global

Konflik antara Iran dan Israel memang bukan hal baru, namun kali ini eskalasinya berbeda. Serangan-serangan saling balas mulai melibatkan pihak ketiga, yaitu Amerika Serikat, yang baru-baru ini secara terang-terangan meluncurkan serangan militer terhadap Iran. Fasilitas nuklir Iran menjadi target utama, yang oleh Gedung Putih diklaim sebagai “langkah preventif untuk menjaga stabilitas regional”.

Sekilas Info

Namun bagi banyak pihak, tindakan ini justru memperkeruh situasi. Iran mengecam keras serangan tersebut melalui Menteri Luar Negeri mereka, Abbas Araghchi, yang menyebutnya sebagai “tindakan kriminal yang melanggar hukum internasional”.

“Peristiwa ini keterlaluan dan akan memiliki konsekuensi yang kekal. Iran memiliki semua hak untuk mempertahankan diri, rakyatnya, dan kedaulatannya,” tulis Araghchi melalui akun resmi X pada Minggu (22/6/2025).

Di saat bersamaan, Israel menyatakan dukungan penuh terhadap langkah Amerika Serikat dan menuduh Iran telah meningkatkan ancaman nuklir di kawasan. Kombinasi dari ketiga negara ini menciptakan narasi yang semakin menyeramkan—bukan hanya bagi kawasan Timur Tengah, tetapi juga bagi dunia.

Media Sosial Meledak: “PD 3 di Depan Mata”

Respon dari warganet tidak bisa dianggap remeh. Banyak pengguna X mencuitkan perasaan cemas, frustrasi, dan bahkan pasrah terhadap kemungkinan meledaknya Perang Dunia III. Dalam satu hari, tagar seperti #WW3, #Iran, dan #IsraelIranConflict menduduki posisi atas trending topic.

Salah satu akun populer, @IndiaWarMonitor, menulis dengan nada getir: “My first world war. Kinda nervous.”

Sementara itu, akun @MeAloneInMyMind mencuitkan sesuatu yang menjadi ironi zaman: “Me finding out we’re getting World War III before GTA 6.”

Ada pula akun @theAshleyMolly yang menyoroti eskalasi militer Amerika: “BREAKING: US LAUNCHES ATTACK AGAINST IRANIAN NUCLEAR SITES. Please give him the credit #WWIII | #Iran | #IsraelIranConflict”

https://twitter.com/erenfromtargets/status/1936602484178665678

https://twitter.com/corneliastagain/status/1936580193226719707

https://twitter.com/ilhampid/status/1936645765750772205

https://twitter.com/IranMilitary_ir/status/1936574875948458124

Tweet-tweet ini mencerminkan betapa mendalamnya keresahan masyarakat global, khususnya generasi muda, terhadap konflik yang tampaknya semakin tak terkendali. Ketakutan akan mobilisasi perang dunia bukan lagi sekadar narasi fiksi, tapi kemungkinan yang dirasakan semakin nyata.

Dunia Bertanya: Apakah Ini Awal Perang Dunia Ketiga?

Meskipun belum ada deklarasi perang terbuka antar negara besar, banyak analis politik menyebut bahwa situasi ini memiliki potensi untuk berkembang ke arah konflik global. Dengan kekuatan nuklir yang dimiliki Iran, dukungan militer Amerika, dan posisi strategis Israel di kawasan, skenario perang dunia bukanlah sesuatu yang mustahil.

Negara-negara lain pun mulai menyuarakan keprihatinan. Uni Eropa mendesak semua pihak untuk menahan diri dan kembali ke meja diplomasi. Rusia dan Tiongkok mengutuk keras serangan AS dan menyebutnya sebagai bentuk agresi yang dapat menghancurkan stabilitas global.

Di sisi lain, Amerika Serikat melalui pernyataan resminya menyatakan bahwa tindakan ini adalah “bagian dari strategi pertahanan global untuk mencegah bencana kemanusiaan yang lebih besar”.

Namun publik sepertinya tidak sepenuhnya percaya pada narasi tersebut. Banyak yang menilai bahwa tindakan militer semacam ini hanya akan menimbulkan lebih banyak korban sipil, kehancuran infrastruktur, dan trauma kolektif yang bisa membekas selama puluhan tahun.

Generasi Muda: Dari Pandemi ke Perang?

Generasi Z yang baru saja melewati pandemi global COVID-19 kini menghadapi potensi trauma baru: perang. Banyak dari mereka yang secara terbuka menyuarakan ketakutan, frustasi, dan bahkan kekecewaan karena merasa hidup di era penuh krisis.

Salah satu pengguna X menulis: “Kita baru saja selamat dari pandemi global, dan sekarang harus menghadapi ancaman Perang Dunia ke-3 di usia awal 20-an. Apa-apaan ini?”

Komentar seperti ini menunjukkan bagaimana narasi perang kini bukan hanya milik pemimpin negara atau analis militer, tapi menjadi ketakutan kolektif warga sipil.

Baca juga: AS Serang Lokasi Nuklir Iran, Trump Klaim Pusat Nuklir Fordow Sudah Hancur

Dunia kini berada di persimpangan. Apakah konflik ini akan mereda lewat jalur diplomasi, atau justru mengarah pada bencana global yang tak bisa dibendung?

Satu hal yang pasti: ketegangan antara Iran, Israel, dan Amerika Serikat bukan hanya persoalan tiga negara. Ini adalah krisis yang berpotensi menyeret dunia ke dalam konflik yang belum tentu siap dihadapi oleh siapa pun—terutama rakyat sipil.

Media sosial telah menjadi saksi dari kekhawatiran massal yang meletup tanpa batas negara. Dan untuk saat ini, satu hal yang terus bergema di linimasa adalah: “World War 3 is trending, and that alone says everything.”

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(dwk)

Sekilas Info