Jakarta, Gizmologi – Nintendo Switch 2 mencatatkan prestasi luar biasa di awal peluncurannya. Dalam waktu hanya empat hari sejak resmi dipasarkan, konsol handheld ini berhasil terjual lebih dari 3,5 juta unit secara global, memecahkan rekor penjualan konsol generasi sebelumnya. Pencapaian ini cukup mengejutkan mengingat spesifikasi Switch 2 di atas kertas terbilang modest, bahkan jika dibandingkan dengan perangkat genggam lain di tahun 2025.
Salah satu peningkatan signifikan yang dipamerkan Nintendo adalah layar 120 Hz, sebuah lompatan besar dari layar 60 FPS pada Switch dan Switch OLED generasi sebelumnya. Klaim ini tentu membuat banyak gamer berharap pada pengalaman bermain yang lebih mulus dan responsif, apalagi mengingat makin banyaknya game yang menuntut performa layar yang cepat.

Namun, hasil pengujian terbaru dari Monitors Unboxed dan Digital Foundry menunjukkan bahwa realitas tidak sepenuhnya sesuai harapan. Meski spesifikasi di atas kertas menjanjikan refresh rate tinggi dan performa visual yang lebih baik, performa sebenarnya dari layar Switch 2 ternyata memiliki sejumlah kelemahan yang cukup mencolok, terutama pada kecepatan respons dan kualitas tampilan dalam gerakan cepat.
Baca Juga: Microsoft dan AMD Siapkan Konsol Xbox Generasi Terbaru
Waktu Respons Lambat dan Blur di Gerakan Cepat

Dalam pengujiannya, Monitors Unboxed menemukan bahwa meskipun Switch 2 memiliki layar 120 Hz, waktu respons rata-rata pikselnya justru mencapai 33 milidetik, jauh di atas standar yang diperlukan untuk menghindari efek blur pada 60 FPS, yakni 16,67 ms. Bahkan, konsol Switch generasi pertama yang hanya mendukung 60 Hz, memiliki rata-rata waktu respons lebih baik yaitu sekitar 21,3 ms.
Tes dari Blur Busters yang dilakukan Monitors Unboxed memperlihatkan penurunan detail signifikan pada objek yang bergerak cepat, yang artinya pengguna akan melihat efek smearing atau bayangan yang mengganggu saat bermain game dengan banyak aksi. Hal ini tentu menjadi kekurangan besar, apalagi bagi gamer yang mengandalkan visual tajam dan reaksi cepat dalam gameplay kompetitif.
Walau begitu, ada beberapa sisi positif dari layar Switch 2. Kecerahan layar dinilai meningkat, mencapai sekitar 400 nits, dan cakupan warna juga cukup luas dengan 97,6% DCI-P3, memberikan visual yang lebih kaya warna. Namun, rasio kontras hanya 1068:1, yang membuat tampilan hitam kurang pekat dan HDR tidak bekerja sebagaimana mestinya. Bahkan game Switch generasi pertama terlihat lebih jenuh warnanya dari yang seharusnya.
Penghematan Energi Jadi Penyebab? Bisa Diperbaiki Lewat Firmware?

Monitors Unboxed berteori bahwa lambatnya respons layar kemungkinan disebabkan oleh tidak aktifnya fitur overdrive, dan pengaturan voltase rendah yang digunakan Nintendo untuk menghemat daya dan memperpanjang usia baterai. Langkah ini masuk akal secara strategi daya tahan, tapi berdampak langsung pada kualitas visual saat layar bekerja di kecepatan tinggi.
Artinya, meski secara teknis layar mendukung 120 Hz, efek blur dan lambatnya pergantian piksel membuat pengalaman visual terasa kurang maksimal. Sisi baiknya, pengaturan ini kemungkinan bisa diubah melalui pembaruan firmware, jika Nintendo memilih untuk mengaktifkan overdrive atau menyesuaikan voltase tampilan di masa depan.
Di sisi lain, Digital Foundry memberikan komentar serupa. Mereka mengkritik tampilan layar Switch 2 yang dianggap memiliki performa gerak yang buruk, serta menyoroti penggunaan backlight panel tunggal, bukan teknologi modern seperti mini LED atau dimming zones. Alhasil, Switch 2 tak bisa menyajikan pengalaman “true HDR” di layar bawaan, meski dukungan HDR secara teknis tetap ada.
Laku Keras, Tapi Tetap Perlu Perbaikan
Meskipun ada kritik soal tampilan, keberhasilan Nintendo Switch 2 dalam penjualan awal memang tidak perlu dipungkiri. Konsol ini tetap jadi primadona karena menggabungkan ekosistem game yang kuat, format handheld-hybrid yang fleksibel, serta harga yang relatif terjangkau jika dibandingkan dengan konsol performa tinggi lainnya.
Namun, dengan banyaknya pengguna yang kini lebih peka terhadap kualitas layar dan performa visual, Nintendo tampaknya perlu mempertimbangkan pembaruan software untuk mengoptimalkan hardware yang sudah ada. Apalagi, jika fitur overdrive benar-benar belum diaktifkan, potensi layar Switch 2 bisa jauh lebih baik dari yang terlihat saat ini.
Untuk saat ini, Nintendo Switch 2 tetap menarik sebagai perangkat gaming portabel, tapi bagi gamer yang mengincar pengalaman visual kelas atas, mungkin perlu menunggu pembaruan atau versi revisi berikutnya. Konsol ini sudah membuktikan dirinya dari sisi penjualan, tinggal bagaimana Nintendo menjawab ekspektasi dari sisi teknis yang mulai disorot publik.
Artikel berjudul Nintendo Switch 2 Tembus 3,5 Juta Unit Terjual, Layar 120 Hz-nya Bermasalah? yang ditulis oleh Christopher Louis pertama kali tampil di Gizmologi.id
