Jakarta, Gizmologi – Telkom University bersama dengan berbagai pihak termasuk Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia menghadirkan program Pengembangan Ekosistem Kabel Bawah Laut. Program ini memiliki fokus utama untuk kemajuan konektivitas digital di Indonesia menjadi lebih cepat dan stabil.
“Komitmen ini mencerminkan semangat kolaborasi lintas sektoral agar semakin kuat dalam mendukung ekosistem konektivitas digital Indonesia,” ujar Bonifasius Wahyu Pudjianto, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemkomdigi, di acara Penandatanganan Komitmen Bersama Subsea Connectivity Ecosystem Development di Indonesia, di Media Center Kemkomdigi, Jakarta Pusat, Kamis (26/6).

Program Pengembangan Ekosistem Kabel Bawah Laut ini didukung oleh Kementerian Komdigi, Telekomunikasi International (Telin), Telkom Infra, Telkom University, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), XL Axiata, Meta, Alita Praya Mitra, GSMA, AJARI, Asosiasi Operator Sistem Komunikasi Kabel Bawah Laut Indonesia (ASKALSI), TIP, dan Ciena. Sejak 4 Maret 2025, program ini sudah diresmikan di Mobile World Congress (MWC) Barcelona 2025.
Baca Juga: Terungkap, Ini Penyebab Sistem Komunikasi Kabel Laut ke Papua Sering Gangguan
Program Telkom University ini Bisa Capai Talenta Digital di Indonesia

Parman Sukarno, Direktur Akademik Telkom University, mengatakan negara kepulauan Indonesia sangat membutuhkan sistem komunikasi kabel laut SSKL. Manfaatnya untuk mendukung konektivitas telekomunikasi yang kuat dan stabil dalam rangka pengembangan digital, membuka akses terhadap informasi pendidikan berkualitas, dan layanan kesehatan yang merata hingga beragam peluang ekonomi yang transformatif bagi seluruh masyarakat.
”Di tengah peran SSKL yang strategis ini kita dihadapkan pada sebuah tantangan krusial kesenjangan talenta yang mumpuni di bidang sistem komunikasi kabel laut,” ungkap Parman.
Maka dari itu, program ini dibuat dan akan berfokus pada pengembangan talenta unggul dengan program pelatihan dan sertifikasi. Program Telkom University ini menjadi opsi baru bagi mahasiswa dan menciptakan talenta digital baru.

Telkom University juga menyebutkan kabel laut merupakan salah satu institusi yang sangat vital di Indonesia. Karena hal itu, universitas akan berkontribusi dari sisi penyediaan talenta lewat kurikulum yang memang nanti akan mengakomodasi kemampuan kompetensi-kompetensi pendidikan subsea. Universitas menerima kurang lebih 500 mahasiswa dan sifatnya short term.
Pihak ASKALSI turut menjelaskan bahwa saat ini kabel laut yang tergelar sejauh 55.000km. Meski terlihat panjang, namun pihak asosiasi menyebutkan kabel laut masih kurang.

”Karena harus disadari semua traffic internet untuk mendukung digitalisasi Indonesia harus terhubung antara pulau dan benar-benar dunia juga. Jadi kalau saya bilang mungkin sekarang baru starting point untuk kita mengembangkan kabel laut lagi lebih baik di depannya,” jelas Alvin I. Aslam, Ketua Bidang Training Sertifikasi dan Event ASKALSI.
Dari sebuah perjalanan transformatif bagi masa depan digital Indonesia, Telkom University mengajak untuk melanjutkan dan mendorong kemajuan sains dan inovasi. Lembaga pendidikan ini juga mengajak berbagai pihak industri yang telah berkolaborasi untuk berinvestasi dalam pengembangan talenta dan infrastruktur Telkom University.
Artikel berjudul Telkom University dan Kemkomdigi Hadirkan Program Pengembangan Ekosistem Kabel Laut yang ditulis oleh Zihan Fajrin pertama kali tampil di Gizmologi.id
