Indonesia dan Korea Selatan Komitmen Perkuat AI Berbudaya Lokal

Gizmologi Asus GU605 Tech Media Banner INTEL

Jakarta, Gizmologi – Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Nezar Patria mengajak Korea Selatan untuk memperkuat AI berbudaya lokal. Ajakan komitmen ini disampaikan pada saat pertemuan bilateral Wamen Komdigi dengan Prof. Sang-Wook Yi, Ketua Divisi Etika dan Keamanan Komite Nasional Strategi AI Korea Selatan sekaligus Guru Besar Filsafat di Hanyang University di acara UNESCO Global Forum on the Ethics of Artificial Intelligence di Bangkok, Thailand, Kamis (26/06).

”Indonesia melihat Korea sebagai mitra kunci dalam transformasi digital,” ujar Wamenkomdigi, Nezar Patria.

Sekilas Info

Menurut Nezar, Korea Selatan memiliki pengalaman dalam mengintegrasikan riset, etika, dan implementasi AI di berbagai sektor. Pengalaman tersebut sangat relevan bagi strategi nasional Indonesia.

Baca Juga: Xiaomi AI Glasses, Pesaing RayBan Meta dengan Kamera 12MP dan Baterai Lebih Awet

Alasan Keinginan Perkuat AI Berbudaya Lokal

Pertemuan Wamenkomdigi dengan Korea perkuat AI berbudaya lokal

Kemajuan AI atau kecerdasan buatan di Korea Selatan bisa dikatakan mengesankan. Prof. Sang-Wook Yi pun mengungkapkan bahwa negaranya mengalokasikan 3 persen dari PDB-nya untuk pengembangan AI, yang jauh melampaui rata-rata global.

Saat ini, Korea juga sedang menyusun buku teks nasional mengenai AI yang akan rampung pada akhir tahun sebagai bagian dari upaya sistematis membangun literasi AI sejak usia dini. Ada beberapa hal yang dibahas dalam pertemuan termasuk lahirnya AI berbudaya lokal.

Pertama terdapat komitmen kedua negara dalam memperkuat kerja sama di bidang kecerdasan artifisial (AI), khususnya dalam pengembangan talenta digital, infrastruktur pendukung, serta tata kelola berbasis nilai-nilai Asia. Kedua, Indonesia dan Korea juga membahas pentingnya kolaborasi untuk menangani dampak AI yang berbeda di tiap kawasan.

Wamenkominfo, Nezar Patria bocorkan UU PDP rampung 90 persen
Wamenkomdigi, Nezar Patria (Foto: ZIhan Fajrin/Gizmologi)

Dengan adanya pembahasan tersebut, lahirlah komitmen AI berbudaya lokal. Nezar menekankan perlunya mengarusutamakan nilai-nilai Asia, seperti gotong royong, penghormatan terhadap orang tua, dan keharmonisan sosial, agar model AI yang dikembangkan lebih relevan dan berakar pada budaya lokal.

Dalam konteks pendidikan, Korea dan Indonesia berbagi pandangan tentang pentingnya menyeimbangkan pengajaran AI dan pengenalan terhadap risiko etisnya. Menanggapi hal ini, Wamenkomdigi menekankan bahwa Indonesia juga tengah mendorong pengajaran AI dan coding bagi pelajar, namun penting pula untuk menyampaikan sisi negatif AI sebagai bentuk literasi kritis.

”Menurut laporan OECD, belum ada bukti empiris kuat bahwa pembelajaran AI secara langsung meningkatkan kapabilitas belajar siswa. Oleh karena itu, perlu ada evaluasi menyeluruh terhadap dampak AI dalam pendidikan, ungkap Prof. Yi.

Riset Salesforce tunjukan AI generatif memiliki pengaruh besar terhadap bos perusahaan
Ilustrasi AI (Foto: rawpixel.com on Freepik)

Untuk mewujudkan AI berbudaya lokal tersebut pastinya akan ada tantangannya. Indonesia menyampaikan tantangan dalam regulasi platform digital global ialah belum sepenuhnya patuh terhadap aturan nasional, khususnya dalam hal transparansi dan perlindungan data. Meski memiliki mekanisme regulasi, Indonesia menghadapi tantangan dalam memastikan kepatuhan perusahaan teknologi asing terhadap hukum domestik.

Pembahasan AI berbudaya lokal ini akan terus berlanjut. Prof. Yi diundang untuk berkunjung ke Jakarta dan berdialog langsung dengan para pembuat kebijakan di Indonesia.

Pertemuan ini diakhiri dengan komitmen bersama untuk memperluas kerja sama antar universitas, riset bersama, serta pengembangan kurikulum etika AI yang kontekstual. Inisiatif ASEAN untuk mengembangkan Large Language Model (ASEAN LLM) juga turut disinggung sebagai langkah strategis kolektif kawasan.

“Indonesia berkomitmen membangun masa depan AI yang inklusif, etis, dan kolaboratif. Kami berharap pertemuan hari ini menjadi awal dari kemitraan yang panjang dan bermakna,” tutup Nezar.

Artikel berjudul Indonesia dan Korea Selatan Komitmen Perkuat AI Berbudaya Lokal yang ditulis oleh Zihan Fajrin pertama kali tampil di Gizmologi.id

Sekilas Info