TikTok Bikin Aplikasi Baru untuk Pengguna AS, Strategi Atasi Pemblokiran

TikTok, platform video pendek yang telah mendunia, kembali jadi sorotan besar. Kali ini bukan karena tren joget atau viral challenge, melainkan langkah strategis yang cukup mengejutkan, yaitu TikTok akan meluncurkan aplikasi baru khusus untuk pengguna di Amerika Serikat pada 5 September 2025. Kabar ini pertama kali diungkap oleh The Information dan menjadi bahan perbincangan luas di dunia teknologi serta politik global.

Alasan TikTok Luncurkan Aplikasi Baru di AS

Langkah ini bukan sekadar update aplikasi biasa. TikTok mengambil keputusan ini sebagai respons terhadap tekanan yang terus-menerus dari pemerintah Amerika Serikat terkait isu keamanan data dan kepemilikan oleh ByteDance, perusahaan induk yang berbasis di Tiongkok.

Pemerintah AS telah menilai bahwa kepemilikan TikTok oleh perusahaan asal China menimbulkan potensi ancaman terhadap keamanan nasional. Karena itulah, ByteDance diminta untuk menjual bisnis TikTok di wilayah Amerika kepada investor lokal. Jika tidak, aplikasinya bisa diblokir dari toko aplikasi dan layanan internet di AS.TikTok, tentu saja, tidak ingin kehilangan pasar yang sangat besar ini, dimana dengan lebih dari 170 juta pengguna aktif.

Sekilas Info

Maka dari itu, peluncuran aplikasi baru ini bisa dilihat sebagai “jalan tengah” agar TikTok tetap eksis di AS tanpa melanggar aturan pemerintah.

Baca juga: Trump Klaim Sudah Punya Pembeli Kaya untuk Akuisisi TikTok dari ByteDance


Apa yang Akan Berubah?

Sumber anonim yang dikutip dalam laporan tersebut menyebutkan bahwa aplikasi baru ini sedang dikembangkan dengan nama kode “M2”, meskipun nama resmi aplikasinya belum diumumkan. TikTok versi lama akan tetap tersedia hingga Maret 2026, memberi waktu sekitar enam bulan bagi pengguna untuk bermigrasi ke versi baru.Walaupun belum ada pernyataan resmi mengenai fitur atau perbedaan teknis antara aplikasi lama dan baru, ada kemungkinan besar bahwa:

  • Aplikasi baru akan beroperasi secara independen dari ByteDance, atau setidaknya di bawah kepemilikan investor non-China.
  • Data pengguna akan disimpan di server dalam negeri AS, kemungkinan besar dikelola oleh perusahaan lokal seperti Oracle, yang sebelumnya juga pernah disebut-sebut dalam rencana akuisisi TikTok.
  • Algoritma aplikasi mungkin akan berbeda atau dimodifikasi, karena China sendiri tidak mengizinkan teknologi sensitif seperti algoritma TikTok dijual tanpa izin pemerintahnya.

Latar Belakang Ketegangan AS-China

Isu ini tak bisa dipisahkan dari konteks geopolitik yang lebih besar antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Pemerintah AS, baik di bawah Presiden Joe Biden maupun Presiden sebelumnya (dan saat ini kembali menjabat), Donald Trump, menempatkan keamanan digital sebagai prioritas tinggi. TikTok menjadi “sasaran” karena dianggap bisa membuka celah bagi pengumpulan data warga AS oleh pihak asing.

Trump sendiri, dalam pernyataannya awal Juli 2025, menyebut bahwa AS “sudah hampir mencapai kesepakatan” terkait penjualan TikTok. Ia juga menjadwalkan pembicaraan dengan pemerintah China pada awal Juli untuk membahas masa depan aplikasi tersebut. Menurutnya, kesepakatan penjualan TikTok mungkin akan berkaitan pula dengan kebijakan tarif impor.

TikTok pun berada di tengah tekanan dua negara raksasa ini. Di satu sisi, mereka ingin mempertahankan jangkauan globalnya. Di sisi lain, mereka harus taat pada peraturan yang berbeda-beda di setiap wilayah.

Apakah Ini Langkah Permanen?

Belum bisa dipastikan bahwa ini akan menjadi langkah yang permanen. Meski TikTok akan meluncurkan aplikasi baru, keberlanjutan langkah ini sangat bergantung pada hasil negosiasi antara AS dan China, serta apakah kesepakatan penjualan benar-benar terjadi.Namun yang pasti, TikTok berusaha mengambil langkah proaktif agar layanan mereka tetap tersedia untuk pengguna di AS, setidaknya dalam format atau entitas baru. Bila mereka berhasil, ini bisa menjadi preseden penting dalam pengelolaan aplikasi global di era regulasi teknologi yang semakin ketat.

Baca Juga : AS Tunda Blokir TikTok, ByteDance Harus Jual Sebelum 17 September 2025


Implikasi bagi Pengguna dan Industri

Untuk pengguna TikTok di AS, kabar ini mungkin terasa membingungkan tapi tidak akan langsung berdampak besar, selama mereka mengikuti instruksi migrasi aplikasi saat waktunya tiba.Namun bagi industri teknologi secara keseluruhan, langkah TikTok ini menunjukkan bagaimana politik dan regulasi bisa sangat memengaruhi arah bisnis teknologi global. Perusahaan teknologi kini dituntut untuk lebih fleksibel dan adaptif terhadap peraturan di berbagai negara.

Menariknya, langkah TikTok ini mirip dengan praktik yang selama ini dilakukan pemerintah China sendiri memaksa aplikasi asing, seperti Google dan Facebook untuk mematuhi regulasi lokal atau menghadapi pemblokiran. Kini, Amerika melakukan pendekatan yang serupa terhadap aplikasi asing.TikTok luncurkan aplikasi baru pengguna AS bukan hanya sekadar berita terhadap teknologi seperti biasa. Ini adalah hasil tarik-menarik kepentingan bisnis, regulasi, dan politik internasional yang mencerminkan bagaimana dunia digital saat ini semakin diwarnai oleh isu-isu geopolitik.

Bagi para pengguna, mungkin yang penting adalah apakah fitur-fitur populer tetap tersedia di aplikasi baru. Tapi bagi pengamat industri, ini adalah babak baru dalam pertarungan pengaruh antara AS dan China di ranah teknologi digital.Satu hal yang pasti, September 2025 akan menjadi titik penting dalam perjalanan TikTok di Amerika Serikat, dan mungkin, dunia.

Baca berita selengkapnya di Google News.

(fnf)

Sekilas Info