China Buat OS AI Baru, Bisa Ingat dan Belajar seperti Manusia

Foto: Instagram/artificialintelligence.co

Teknologi.id – China kembali membuat gebrakan di dunia teknologi, kali ini lewat peluncuran sistem operasi khusus untuk kecerdasan buatan (AI) bernama MemOS. Ini bukan sekadar sistem pendukung biasa, melainkan sistem operasi AI pertama yang dirancang untuk bisa mengingat, belajar, dan memahami konteks layaknya otak manusia.

MemOS dikembangkan oleh para ilmuwan dari sejumlah universitas dan perusahaan teknologi di China, dan dirancang agar mampu mengelola memori AI secara lebih kompleks dan adaptif. Hasilnya, AI dengan MemOS bisa mengingat informasi lama, memperbarui pengetahuan, dan memberikan respons yang jauh lebih kontekstual daripada model AI konvensional.

MemOS: Sistem Operasi AI yang Bisa Belajar Seperti Manusia

Inti dari inovasi ini terletak pada kemampuannya meniru proses memori manusia. Dalam AI biasa, model hanya menanggapi input berdasarkan data pelatihan awal, tanpa kemampuan nyata untuk mengingat percakapan sebelumnya atau membangun konteks jangka panjang. Tapi MemOS mengubah itu semua.

Sekilas Info

Sistem ini memungkinkan AI untuk:

  • Menyimpan informasi penting dalam memori jangka panjang
  • Menghubungkan informasi baru dengan data lama
  • Menyesuaikan respons berdasarkan interaksi masa lalu

Dengan kemampuan tersebut, AI jadi jauh lebih personal dan intuitif. Sebuah lompatan besar dibanding AI yang hanya mengandalkan jawaban satu arah dari prompt pengguna.

MemCube: Otak di Balik Ingatan AI

MemOS dilengkapi sistem inti bernama MemCube, yang dirancang untuk menyusun dan mengelola jenis-jenis memori dalam AI. Tiga tipe memori utama yang dikelola oleh MemCube adalah:

1. Memori Parametrik

Jenis memori yang berisi pengetahuan dasar hasil pelatihan awal AI. Ini adalah “pengetahuan bawaan” yang dimiliki model.

2. Memori Aktivasi

Memori temporer yang digunakan ketika AI sedang memproses informasi dalam waktu nyata.

3. Memori Teks

Berupa input teks dari pengguna (prompt, dokumen, atau percakapan sebelumnya) yang bisa dipanggil ulang dan diproses kembali secara dinamis.Struktur ini memungkinkan AI untuk tidak hanya menyimpan dan mengingat data, tapi juga memperbarui dan menyesuaikan informasi berdasarkan konteks terbaru. Ini menjadikan MemOS sangat adaptif, bahkan bisa memperbaiki kesalahan atau melengkapi informasi secara progresif.

Tiga Lapisan Arsitektur yang Membuat MemOS Unggul

Untuk mendukung fungsinya yang kompleks, MemOS dibangun di atas tiga lapisan arsitektur utama:

1. Interface Layer

Menerima dan menginterpretasikan input dari pengguna ke dalam format yang bisa dipahami sistem.

2. Operation Layer

Mengelola alur kerja, penjadwalan, dan tingkat kedalaman informasi dari setiap jenis memori.

3. Infrastructure Layer

Mengatur penyimpanan dan akses terhadap memori dengan aman, serta menghubungkannya dengan agen AI.

Setiap lapisan ini bisa dioptimalkan dengan fitur modular seperti MemScheduler, MemLifecycle, dan MemGovernance. Tujuannya agar sistem bisa mengatur kapan memori harus disimpan, dilupakan, atau diperbarui.

Baca Juga : Microsoft Klaim AI Lebih Akurat dari Dokter dalam Diagnosis Penyakit

Kinerja MemOS Lebih Baik dari Sistem OpenAI

Dalam pengujian benchmark LOCOMO, sistem MemOS menunjukkan hasil yang signifikan. Para peneliti mengklaim bahwa performa manajemen memori MemOS sekitar 39 persen lebih baik dibanding sistem memori yang digunakan OpenAI.MemOS juga terbukti unggul dalam:

  • Reasoning kompleks dalam percakapan panjang
  • Penalaran multi-langkah (multi-hop)
  • Penalaran berbasis kronologi atau waktu (temporal reasoning)

Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa MemOS mengalahkan sistem lain seperti mem0, LangMem, Zep, hingga OpenAI-Memory di hampir semua aspek reasoning dan kemampuan recall data.

Open Source dan Gratis untuk Siapa Saja

Satu hal yang menarik dari MemOS adalah sifatnya yang open source. Artinya, siapa pun bisa mengakses, mengunduh, dan mengembangkan sistem ini secara gratis. Kode sumbernya telah tersedia di platform GitHub.

Saat ini, MemOS mendukung sistem operasi Linux, dengan dukungan untuk Windows dan macOS yang sedang dikembangkan. Selain itu, MemOS juga kompatibel dengan berbagai platform AI seperti:

  • HuggingFace
  • OpenAI
  • Ollama

Dengan keterbukaan ini, komunitas AI global memiliki peluang besar untuk ikut mengembangkan dan menguji MemOS sesuai dengan kebutuhan mereka.

Baca juga: Bos Microsoft Sarankan Korban PHK Atasi Depresi dengan Bantuan ChatGPT

Menuju Masa Depan AI yang Lebih Personal dan Adaptif

Dengan kemampuan untuk belajar secara berkelanjutan, mengingat, dan menyesuaikan diri berdasarkan interaksi sebelumnya, MemOS membuka jalan menuju pengembangan AI yang jauh lebih manusiawi. Bayangkan AI yang bisa mengingat percakapanmu minggu lalu, menyambung pembicaraan dengan konteks yang tepat, atau menyesuaikan jawabannya berdasarkan pengalaman sebelumnya dengan pengguna.

Teknologi ini juga punya potensi besar dalam berbagai sektor, mulai dari asisten virtual, layanan pelanggan otomatis, hingga sistem edukasi berbasis AI yang benar-benar responsif terhadap kebutuhan pengguna.

Melalui MemOS, China tidak hanya menciptakan sistem operasi untuk AI, tetapi juga menghadirkan konsep baru dalam bagaimana AI bekerja dan berkembang. Dengan memori yang terstruktur, arsitektur modular, serta kemampuan untuk mengingat dan belajar secara terus-menerus, MemOS menghadirkan standar baru dalam dunia kecerdasan buatan.

Sifatnya yang terbuka dan gratis juga memungkinkan pengembang di seluruh dunia untuk ikut mencicipi, menguji, dan menyempurnakan sistem ini. Satu hal yang pasti, kehadiran MemOS akan mempercepat evolusi AI menuju sistem yang lebih adaptif, kontekstual, dan benar-benar “mengerti” pengguna.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(fnf)

Sekilas Info