Eks Ubisoft Diputus Bersalah Atas Perundungan dan Pelecehan, Bobroknya Kultur di Industri Game?

Gizmologi Asus GU605 Tech Media Banner INTEL

Jakarta, Gizmologi – Studio game raksasa Ubisoft sepertinya sedang menjalani momen sulit belakangan ini. Meski sukses dengan penjualan seri Assassin’s Creed Shadow hingga 2,4 juta kopi namun ‘serangan’ di media sosial terhadap game tersebut sempat membuat stigmanya negatif. Kini nestapa kian bertambah setelah Pengadilan di Paris, Perancis memutuskan bersalah kepada para mantan pegawainya atas kasus pelecehan seksual di tempat kerja.

Thomas François, mantan Editorial Vice President di Ubisoft harus menghadapi kenyataan bahwa dirinya bersalah atas apa yang telah dilakukannya. Dirinya bersama dengan Serge Hascoet – mantan Chief Creative Officer, serta Guillamu Patrux – mantan Game Director, dianggap melakukan kekerasan secara psikologis dan perundungan kepada karyawan perusahaan. Korbannya adalah para pegawai wanita yang bekerja dengan mereka dalam kurun tahun 2012 – 2020 di kantor Montreuil, Paris Timur.

Sekilas Info

Persidangan yang digelar di Bobigony, Paris Utara, telah mendengarkan kesaksian bahwa para tersangka memanfaatkan jabatannya untuk melakukan tindak perundungan kepada staf. Aksi mereka dianggap telah membuat para korban wanita itu merasa takut dan tidak berharga.

François mendapat hukuman masa percobaan penjara selama tiga tahun dan dendan mencapai €30,000. Sedangkan dua rekannya mendapat keputusan berbeda, yakni Hascoet dengan 18 bulan penjara masa percobaan dan denda €45,000, dan Patrux mendapatkan 12 bulan penjara masa percobaan dengan denda €10,000.

Baca juga: Garena Delta Force Umumkan Season: Break dan Kolaborasi Baru dengan Arknights

Eksekutif Ubisoft Hanya Anggap Bercanda dengan Pegawai

ubisoft
Thomas François kala mengikuti momen persidangan di Paris, Perancis.

Apa yang terjadi dengan mantan eksekutif Ubisoft dengan pegawainya mungkin apa yang disebut dengan aktivitas toxic di tempat kerja. Hal semacam itu sering kali didengungkan di ranah media sosial ketika didapati adanya rekan kerja yang kurang suportif dengan rekan lainnya. Dampaknya bisa menyasar pada aspek fisik dan psikis korbannya.

Salah satu korban, dikutip dari theguardian.com, berujar “Dia begitu superior dan aku takut padanya. Dia memubuatku melakukan handstand. Aku melakukannya agar cepat selesai dan membuatnya pergi.” Apa yang dilakukan korban terjadi setelah mendapat intimidasi di tempat kerja.

Ironisnya François yang punya jabatan tinggi di Ubisoft justru menganggap perilakunya adalah bagian dari budaya bercanda. Dalam berkas persidangan dirinya hanya merasa itu lelucon kepada rekan kerja saja. “Aku tidak pernah ingin menyakiti siapa pun,” ujarnya.

Sementara Antoine Haushalter selaku Jaksa Penuntut Umum menyampaikan di persidangan bahwa industri video game dan subkultur di dalamnya punya semacam elemen seksisme yang sistematis. Termasuk kemungkinan perundungan dan perpeloncoan yang dianggap sebagai “turning point” dalam dunia game.

Menyikapi apa yang terjadi di perusahaannya, Ubisoft pun melakukan upaya perbaikan. CEO Ubisoft, Yves Guillemot, mengakui perlunya perubahan struktural dalam budaya perusahaan. Ia menunjuk Lidwine Sauer sebagai Kepala Budaya Tempat Kerja untuk memimpin inisiatif reformasi internal.

Kasus lingkungan kerja toxic dan seksis tidak hanya terjadi di Ubisoft. Dalam industri game ada beberapa nama perusahaan lain yang pernah tersangkut kasus serupa seperti Activision Blizzar dengan budaya ‘frat boy’, Riot Game dengan budaya ‘bro culture’, Rocksteady Studios, dan beberapa studio game lainnya.

Memang tidak semua studio atau perusahaan game yang punya kasus negatif. Hanya saja hal-hal semacam ini tetap perlu mendapat perhatian serius tidak hanya dari kalangan di dalamnya saja, tapi juga dari seluruh pihak. Kantor, perusahaan, atau tempat kerja sebaiknya membangun budaya positif untuk mendorong pegawainya terus berkembangan jadi lebih baik, yang sedikit banyak akan memberi efek positif bagi tempatnya bernaung.

Artikel berjudul Eks Ubisoft Diputus Bersalah Atas Perundungan dan Pelecehan, Bobroknya Kultur di Industri Game? yang ditulis oleh Ronggo pertama kali tampil di Gizmologi.id

Sekilas Info