Langkah ambisius ini mengisyaratkan komitmen Meta untuk menjadi pemain utama dalam perlombaan AI global, bersaing ketat dengan nama-nama besar seperti OpenAI dan Google DeepMind. Namun, di balik ambisi teknologi ini, muncul pula kekhawatiran serius terkait dampak lingkungan dan konsumsi energi berskala masif.
Ambisi Raksasa Meta: Hyperion dan Prometheus untuk Dominasi AI
Zuckerberg secara langsung mengumumkan proyek pembangunan pusat data raksasa Hyperion melalui unggahan di akun Threads pribadinya pada Senin, 15 Juli 2025. Ia mengeklaim bahwa luas pusat data Hyperion ini hampir setara dengan wilayah Manhattan, New York, yaitu sekitar 59 kilometer persegi.

Desain Hyperion dirancang khusus untuk memasok daya bagi laboratorium Meta Superintelligence Lab, dengan kapasitas daya komputasi mencapai 5 gigawatt (GW).
Juru bicara Meta, Ashley Gabriel, menyebutkan bahwa Hyperion kemungkinan besar akan berlokasi di Richland Parish, Louisiana, tempat di mana Meta sebelumnya telah mengumumkan investasi senilai 10 miliar dollar AS untuk pembangunan pusat data.
Meta berencana mengaktifkan kapasitas awal sebesar 2 GW pada tahun 2030, dan kemudian meningkatkannya hingga 5 GW dalam beberapa tahun ke depan.
Tak hanya Hyperion, Meta juga tengah membangun super cluster Prometheus yang diproyeksikan mulai online pada 2026 dengan kapasitas 1 GW. Lokasinya dikabarkan berada di New Albany, Ohio.
Dengan tambahan super cluster ini, Meta diyakini akan menjadi salah satu perusahaan teknologi pertama yang mengendalikan pusat data AI dengan kapasitas daya komputasi super besar.
Implikasi Kompetisi AI dan Daya Tarik Talenta
Pembangunan pusat data AI oleh Meta menjadi sinyal kuat bahwa perusahaan ini ingin lebih kompetitif dalam melatih dan melayani model-model AI populer.
Ini sangat penting mengingat persaingan dengan OpenAI, Google DeepMind, dan Anthropic yang terus berlomba dalam pengembangan AI generatif dan model bahasa besar (LLM).
Kapasitas komputasi besar adalah fondasi utama dalam pengembangan AI yang lebih canggih. Langkah ini juga bertujuan untuk menarik talenta baru di bidang AI.
Dengan infrastruktur seperti Hyperion dan Prometheus, Meta menciptakan lingkungan kerja ideal bagi para peneliti dan insinyur AI untuk mendorong batas inovasi teknologi.
Baca juga: Dominasi Talenta China di Tim AI Super Meta, Zuckerberg Bertaruh pada Otak Tiongkok
Bayang-bayang Kekhawatiran: Konsumsi Energi dan Lingkungan
Meski ambisi ini mengesankan, proyek pusat data raksasa Meta juga menimbulkan kekhawatiran besar, terutama terkait konsumsi energi dan air.
Penyerapan Listrik dan Air Skala Besar
Menurut TechCrunch, pusat data Hyperion dan Prometheus diperkirakan akan menyerap energi setara dengan listrik jutaan rumah di AS. Ini berpotensi menyedot pasokan listrik dan air dari wilayah sekitar lokasi pusat data.
Dampak Nyata pada Komunitas Lokal
Contohnya, proyek pusat data Meta di Newton County, Georgia, dilaporkan menyebabkan gangguan air bersih, hingga keran rumah warga mengering (The New York Times).
Hal serupa terjadi pada perusahaan AI CoreWeave, yang ekspansi pusat datanya memicu lonjakan konsumsi listrik di dekat Dallas, Texas (Bloomberg).
Meski dampaknya besar, perusahaan teknologi tetap membangun pusat data raksasa demi ambisi AI mereka — bahkan jika harus mengorbankan sumber daya lokal.
Baca juga: Mark Zuckerberg Bajak Pentolan AI Apple, Makin Serius Kejar Dominasi AI Dunia
Dukungan Pemerintah dan Proyeksi Konsumsi Energi Nasional
Menariknya, proyek-proyek AI ini didukung pemerintah pusat AS. Menteri Energi AS, Chris Wright, mengatakan bahwa AS harus memimpin dalam energi intensif AI karena AI mampu mengubah listrik menjadi “output paling berharga,” yaitu kecerdasan.
Sebagai bentuk dukungan, pemerintah federal mempercepat produksi energi dari berbagai sumber: batu bara, nuklir, panas bumi, hingga gas alam.
Para ahli memprediksi bahwa pada 2030, pusat data AI bisa menyerap hingga 20% konsumsi listrik nasional AS, naik drastis dari 2,5% pada 2022.
Kesimpulan
Langkah agresif Mark Zuckerberg membangun Hyperion dan Prometheus menegaskan posisi Meta dalam perlombaan dominasi AI. Dengan infrastruktur besar ini, Meta ingin menyamai bahkan melampaui kemampuan pesaingnya.
Namun, ambisi tersebut membawa konsekuensi besar dalam aspek keberlanjutan energi dan lingkungan. Konsumsi daya yang sangat tinggi memicu kekhawatiran sosial dan ekologis di wilayah proyek.
Meski demikian, dukungan dari pemerintah AS menegaskan bahwa pengembangan AI dipandang sebagai prioritas strategis nasional. Masa depan AI kini bergantung pada bagaimana inovasi dan keberlanjutan bisa berjalan beriringan.
Baca berita dan artikel lainnya di Google News.
(ak)
