HP Android Curian Kini Lebih Sulit Dijual Berkat Fitur Baru dari Google
Sumber: Legit.ng
Bayangkan hp atau smartphone dicuri, bukan hanya mencuri barang, tetapi juga data pribadi berharga milik korbannya. Untuk meredam niat jahat itu, Google mempertebal mekanisme Factory Reset Protection (FRP) di Android, yaitu sebuah fitur keamanan yang mencegah ponsel dipakai ulang tanpa otentikasi pemilik sah. Dan kabar baiknya: peningkatan ini bakal mengguncang pasar gelap gadget curian lewat penerapan akhir 2025 mendatang.
Baca juga: Whatsapp Siapkan Fitur Foto Bergerak Khusus Android, Mirip Live Photos iOS
Sungguh ide yang luar biasa, bukan? Jadi, nantinya pengguna smartphone tidak perlu khawatir dengan data pribadinya!
Yuk, kita bahas selanjutnya!
Dari FRP Biasa ke “Mode Lockdown”
Sejak Android 5.1 (2015), FRP telah menjadi kawat pengaman kala ponsel di-reset paksa melalui recovery atau layanan “Find My Device”. Setelah reset, setup wizard menuntut pemilik baru memasukkan akun Google terakhir atau pola/pin kunci layar sebelumnya, jika tidak berhasil? Maka ponsel tidak bisa dipakai.
Namun, seiring waktu, “tukang reset” kreatif berhasil menembus celah wizard, mem-bypass verifikasi, dan menjual ponsel curian sebagai “baru”. Google pun angkat tangan? Tentu tidak. Di event Android Show: I/O Edition (13–14 Mei 2025), raksasa Mountain View membeberkan lapisan proteksi baru yang akan:
-
Deteksi Bypass Setup
Setiap kali wizard dilewati, sistem langsung mencatat upaya tidak sah. -
Reset Ulang Otomatis
Deteksi bypass memicu factory reset ulang dan terus berulang sampai verifikasi sukses. -
Blokir Fungsi Dasar
Tidak hanya fitur lanjut, bahkan panggilan telepon pun dikunci hingga kredensial pemilik asli dimasukkan.
Dialog peringatan yang diperlihatkan Google berbunyi:
“Perangkat ini telah di-reset, namun autentikasi gagal selama penyiapan. Untuk menggunakan perangkat ini, lakukan reset ulang dan masukkan kunci layar atau kredensial akun Google sebelumnya.”
Evolusi: Dari Android 15 ke QPR Android 16
Sebelum ini, Android 15 sudah mengencangkan FRP dengan:
-
Larangan Menambah Akun Baru saat wizard dilewati.
-
Pemblokiran Instalasi Aplikasi tanpa verifikasi.
Kini, Google melangkah lebih jauh: bukan hanya mencegah tindakan sinyalemen, tetapi juga memaksa perangkat “tidur” selamanya atau hingga pemilik asli membuka kuncinya.
Pembaruan ini tidak akan muncul di rilis utama Android 16, melainkan di Android 16 Quarterly Platform Release (QPR) akhir tahun 2025. Artinya, meski sistem inti Android 16 sudah beredar, lapisan proteksi super ini baru akan menyusul beberapa bulan kemudian.
Kenapa Ini Penting?
-
Pengurangan Kejahatan Gadget
Pencuri ponsel paling memburu barang yang masih laku dijual. Jika ponsel hasil curian tidak bisa dipakai atau dijual, nilai ekonomisnya merosot drastis, membuat aksi pencurian kurang “menjanjikan”. -
Perlindungan Data Pribadi
Data di ponsel (foto, pesan, kontak, aplikasi perbankan) sangat berisiko bocor jika perangkat jatuh ke tangan orang asing. Dengan FRP ketat, data tetap terkunci. -
Sinergi Ekosistem Android
Google menggandeng produsen ponsel (OEM) untuk memastikan FRP baru hadir di sebagian besar perangkat Android, baik flagship maupun mid-range yang masih didukung update.
Apa Kata Google serta Ahli/Pakar?
Dalam presentasi resminya, Google menyatakan bahwa FRP “baru” ini adalah komitmen berkelanjutan untuk melindungi pengguna Android. Sementara Tom’s Guide dan Android Authority sepakat bahwa kebijakan ini bakal jadi tameng kuat menghadapi industri grey market gadget curian.
Pakar keamanan siber berpendapat, meski tidak sempurna, memaksa loop reset-ulang bisa menurunkan insentif pelaku kejahatan. Mereka kini perlu waktu dan keahlian ekstra—risiko yang menurunkan potensi keuntungan.
Baca juga: Cara Memindahkan WhatsApp dari Android ke iPhone Tanpa Reset
Tantangan dan Peluang ke Depan
-
Kompatibilitas OEM: Produsen ponsel mesti menanamkan kode FRP baru di build Android QPR; kerja sama erat dengan Google esensial.
-
Regulasi Lokal: Beberapa negara membatasi preloaded software yang memaksa perilaku pengguna; Google perlu menavigasi aturan ini.
-
User Experience: Google harus menjaga agar False Positive (perangkat sah terdeteksi curian) diminimalkan; dukungan recovery bagi pengguna asli tetap harus mudah.
Dengan upgrade FRP yang ambisius ini, Google memantapkan posisi Android sebagai platform yang terus berevolusi demi keamanan pemakai. Penjahat gadget kini dihadapkan pada jalan berliku: terus reset ulang tanpa ujung, atau menyerah dan membiarkan ponsel curian “tidak berharga”.
Selamat datang di era di mana mencuri ponsel bukan lagi ladang cuan, melainkan usaha yang sia-sia.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(mo)
What's Your Reaction?






