HP Xiaomi, Oppo, dan Vivo Tanpa Google? Fakta di Balik Rencana Besar Smartphone China

May 17, 2025 - 19:33
 0  0
HP Xiaomi, Oppo, dan Vivo Tanpa Google? Fakta di Balik Rencana Besar Smartphone China
Bayangin beli HP Android baru, tapi pas dibuka… nggak ada YouTube, Google Maps, apalagi Play Store. Aneh? Mungkin iya, tapi bisa jadi itu kenyataan dalam waktu dekat. Kenapa? Karena beberapa raksasa teknologi asal China, sebut saja Xiaomi, Oppo, Vivo, hingga OnePlus, dikabarkan sedang menyusun rencana untuk membuat smartphone tanpa layanan Google alias Google Mobile Service (GMS).

Baca juga: Fitur Baru Android: Smartphone Akan Auto Restart Jika 3 Hari Tak Digunakan

Ini bukan sekadar gosip biasa. Rencana ini muncul sebagai respon atas situasi geopolitik yang makin panas, terutama setelah Donald Trump kembali terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat.

HyperOS 3: Awal dari Era Baru Smartphone China?

Kalau kamu pengguna Xiaomi atau Poco, mungkin udah familiar sama nama HyperOS. Nah, menurut laporan dari XiaomiTime, Xiaomi sedang mengembangkan HyperOS 3, versi terbaru dari sistem operasi ini yang kabarnya tidak akan mendukung layanan Google.

Apa artinya? GMS, yang mencakup Play Store, Gmail, Google Maps, dan sebagainya, bakal absen dari perangkat yang menjalankan OS ini. Ini mirip seperti yang pernah dilakukan Huawei dengan HarmonyOS, yang lahir setelah Huawei dilarang menggunakan teknologi dari AS pada 2019.

Lebih menariknya lagi, Xiaomi kabarnya tidak sendirian dalam proyek ini. Vendor lain seperti Oppo, Vivo, dan OnePlus disebut ikut terlibat dalam pengembangan sistem operasi alternatif ini. Mereka digadang-gadang bakal menggunakan HyperOS 3 sebagai landasan untuk keluar dari “ketergantungan” terhadap Android versi Google.

Kenapa Bisa Begini?

Jawabannya: politik dan perang dagang. Kembalinya Trump ke Gedung Putih menyalakan kembali bara panas perang dagang antara AS dan China. Dalam periode pertamanya dulu, Trump sempat memasukkan Huawei ke dalam “entity list”, yang membuat perusahaan asal China itu tidak bisa bekerja sama dengan perusahaan AS, termasuk Google.

Nah, kini banyak yang menduga hal serupa bisa terjadi ke perusahaan China lainnya seperti Xiaomi, Oppo, dan Vivo. Mereka sedang bersiap-siap jika skenario buruk itu benar-benar terjadi.

Apalagi Trump belum lama ini kembali menaikkan tarif impor terhadap produk-produk China hingga 145 persen. Ini membuat banyak perusahaan asal Negeri Tirai Bambu berpikir dua kali untuk terus bergantung pada layanan dari AS.

Siapa yang Bakal Kena Dampaknya?

Kalau skenario ini benar-benar terjadi, maka smartphone dari Xiaomi, Oppo, dan Vivo tanpa Google kemungkinan hanya akan dipasarkan di China. Kenapa? Karena di China, layanan Google memang sudah diblokir dari dulu, jadi mereka nggak terlalu bergantung pada GMS.

Tapi untuk pasar global, ini akan jadi tantangan besar. Bayangin aja HP tanpa Google dijual di Indonesia, India, Eropa, atau Amerika. Meski teknologinya canggih, konsumen bakal mikir dua kali buat beli. Karena, ya... siapa sih yang nggak butuh YouTube atau Google Maps?

Tantangan ini juga berlaku buat Google. Menurut data dari Canalys untuk kuartal pertama 2025, Xiaomi adalah produsen smartphone terbesar ketiga di dunia dengan pangsa pasar 14 persen. Disusul oleh Vivo dan Oppo di posisi keempat dan kelima, masing-masing dengan pangsa pasar 8 persen. Artinya, kalau ketiga brand ini memutus hubungan dengan GMS, Google bisa kehilangan miliaran pengguna potensial.

Apakah Ini Akhir dari Android?

Belum tentu. Perlu dicatat bahwa sistem operasi seperti HyperOS 3 maupun HarmonyOS masih berbasis Android AOSP (Android Open Source Project). Artinya, mereka tetap menggunakan “tulang punggung” Android, tapi tanpa layanan Google di atasnya.

Huawei sendiri sudah melangkah lebih jauh dengan HarmonyOS NEXT, sistem operasi mandiri yang sepenuhnya bebas dari Android. Ini bisa jadi inspirasi bagi Xiaomi dkk jika memang ingin benar-benar lepas dari ekosistem Google.

Tapi sekali lagi, langkah seperti ini butuh waktu dan investasi yang tidak sedikit. Apalagi membangun ekosistem aplikasi sendiri itu susah-susah gampang. Huawei sudah membuktikannya: meski mereka punya AppGallery sebagai pengganti Play Store, banyak pengguna global tetap merasa kurang karena aplikasi favorit mereka tidak tersedia atau tidak berjalan optimal.

Baca juga: Dark Mode di Smartphone: Sekedar Gaya atau Memang Ada Manfaatnya?

Masa Depan Smartphone China

Jadi, apakah kita akan hidup di dunia dengan dua “kutub” smartphone yang satu Android dengan Google, dan satunya lagi Android tanpa Google? Bisa jadi. Kalau rencana Xiaomi, Oppo, Vivo, dan OnePlus ini berjalan mulus, maka kita bakal melihat ekosistem baru yang benar-benar mandiri dari teknologi AS.

Tentu, belum ada konfirmasi resmi soal kabar ini. Tapi melihat sejarah dan situasi politik yang terus berubah, wajar kalau brand-brand besar mulai mempersiapkan rencana cadangan. Karena dalam dunia teknologi, adaptasi adalah kunci untuk bertahan.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(mo)

What's Your Reaction?

Like Like 0
Dislike Dislike 0
Love Love 0
Funny Funny 0
Angry Angry 0
Sad Sad 0
Wow Wow 0